one time popup

Saturday, April 9, 2016

Cerita Panas: Derita Miranda



Disuatu Sekolah Menengah Atas swasta, terdapat sebuah kelompok yang suka membuat onar yang terdiri dari Rendy, Gilang, Erick dan Pandu. Tak jarang mereka membully siswa lain dengan arogansinya. Tidak ada satu siswa pun yang berani melawan para berandalan itu. Pasalnya Rendy adalah anak kepala yayasan disekolah sedangkan Gilang merupakan anak kepala sekolahnya. Para guru pun jelas tidak bisa berbuat apa - apa untuk menghentikan mereka, bahkan guru Tatib sekalipun tak berdaya.

Di satu sisi memang sekolah tersebut dikenal karena berandalannya namun salah seorang gadis menjadi pengharum citra sekolahnya, ia adalah Miranda. Gadis pintar dan cantik itu banyak diidolakan semua siswa. Selain itu ia juga baik hati dan suka menolong anak – anak yang menjadi korban bully Rendy dan kawan – kawannya.

Miranda yang mulai muak dengan sepak terjang para berandalan itu mulai bertindak sesuai caranya. Ia membicarakan masalah ini dengan Kepala Sekolah. Gadis usia tujuh belas tahun itu mengancam untuk pindah sekolah bila tindakan brutal Rendy beserta gengnya tak segera diatasi.

Pihak sekolah mulai kelabakan dengan pernyataan Miranda karena mereka akan kehilangan siswi yang telah almamater sekolah. Sidang para guru pun diadakan untuk membicarakan perihal masalah ini. Solusi yang tepat atas masalah tersebut adalah memisahkan Rendy dan teman-temannya di kelas yang berbeda, sehingga tidak terjadi interkasi diantara mereka dan kegiatan onar dapat diatasi dengan mudah oleh guru Tatib yang mulai tegas.

Rendy dan kawan-kawan merasa kesal karena aturan tersebut membuat mereka jarang bertemu satu sama lain. Perilaku mereka juga mulai dikendalikan oleh guru Tatib. Pada suatu kesempatan mereka membicaralan hal ini di luar jam sekolah.
“ sob gue kesel nih, masak kita gak satu kelas lagi sih” ujar Rendy gusar

“denger – denger ini semua gara-gara ada cewek yang ngaduin kita ke Kepsek” kata Pandu

“eh, serius lo, emang siapa tuh cewek?, berani bener dia” sahut Gilang

“gue denger sih namanya Miranda, dia lumayan cakep loh” kata Pandu

“ooo, cewek kelas sebelas IPA itu, kayaknya sih dia sekelas sama cewek gue” sahut Erick

“ya bener yang itu, enaknya kita kasih pelajaran aja buat tuh cewek, ya nggak?” ujar Pandu

“Oke, sekarang kita buat rencana buat ngancurin tuh cewek” ujar Rendy Sang Ketua Geng

Akhirnya mereka membuat rencana yang bakal membuat Miranda menyesal seumur hidup.


Rencana dimulai saat pelajaran olahraga. Seragam olahraga yang sudah disiapkan Miranda mendadak hilang dari tasnya.

“Rin, kok seragam gue gak ada ya” gumam gadis itu

“masak?, lo lupa kali” sahut Rina sahabatnya

“enggak, gue yakin udah gue bawa kok” ia masih tak percaya

“yaelah Mir, udah deh ntar gue absenin ke Pak Guru, bilang aja kalo lo sakit” saran sahabatnya

“oh gitu, oke deh, thanks ya Rin” balas Miranda

“yups” jawab Rina

Sebenarnya ini hanya akal-akalan Rendi dan kawan – kawan. Rina menjadi alat untuk melancarkan aksi mereka. Rina disuruh menyembunyikan seragam olahraga Miranda. Ia melakukan ini karena merasa iri dengan Miranda yang selalu menjadi pusat perhatian siswa di sekolah. Bagaimanpun ia mau melakukan kerjasama dengan Rendy untuk menjatuhkan reputasi sahabat dekatnya itu.

Saat semua siswa menuju kelapangan, Miranda hanya tinggal sendirian di kelas sembari melanjutkan menulis artikel untuk Mading sekolah. Miranda adalah seorang penulis di mading yang memberikan artikel –artikel menarik seputar kegiatan sekolahnya.

Kesempatan ini tidak dilewatkan oleh Rendy dan kawan- kawan untuk mulai mengerjai Miranda. Mereka mulai mengintip dari jendela untuk mengintai mangsa. Mereka amat terpesona karena Miranda adalah gadis yang sangat cantik. Rambutnya panjang sebahu, kulitnya putih mulus dan tubuh yang berisi, seragam yang ketat, serta Rok abu-abu 15 centi diatas lutut, membuat sosok Miranda mengairahkan mereka.

Meraka langsung menyerobot masuk ke kelas dan menghampiri Miranda yang sedang duduk di bangku.

“oh, jadi ini cewek yang jadi berani ngelawan kita” ujar Rendy

“ya ini Bos, gimana lumayan cakep kan bos” kata Pandu

“kalian mau apa?” tanya Miranda sembari memicingkan mata ke arah mereka

“gak usah takut, kita bakal having fun deh ama lo” kata Rendy sembali mengelus paha Miranda

“Enggak!” teriak miranda sambil mencoba menjauhi mereka

Miranda tidak bisa kemana –mana karena mereka telah mengepungnya. Pandu memegangi tangan kanannya, Erick memegangi tangan kiri Miranda sementara Gilang memegangi rambutnya agar tidak berontak.

“lo tau apa akibatnya kalo berani ngelawan gue” kata Rendi

“lepasin!, dasar berandalan!” umpatnya sambil berontak

Rendy pun memposisikan dirinya berjongkok di bawah Miranda sambil melirik ke arah isi rok gadis itu.

Miranda mencoba merapatkan kakinya karena ia tahu gelagat Rendy yang mencuri pandang pada bagian dalam pangkal pahanya.

"hehe" Rendy tersenyum jahat

Dengan brutal Rendi memasukkan kedua tangannya kedalam Rok Miranda dan menarik celana dalam Miranda. Miranda berusaha melawan dengan menyigapkan kakinya namun apa daya, Rendy menyentikan jarinya tepat di vagina Miranda sehingga sekujur tubuhnya terangsang hebat dan merasa lemas. Saat itulah Rendy berhasil merampas celana dalam Miranda.

“kancut lo harum juga” ejek Rendi sembari membaui celana dalam itu

“ emmmhh lo bener – bener sakit, balikin celana dalam gue” perintah Miranda sembari berusaha melepaskan diri dalam jeratan anak buah Rendy

Perlahan Rendy mendekat dan memegangi pipi Miranda

“Eh, denger ya, elo udah berani ngelawan kita, sekarang lo bakal dapet balesannya, pulang sekolah nanti lo harus ikut gue, kalo enggak bakal gue lempar nih kancut ke cowok –cowok yang ngidolain lo,hahaha” ancam Rendy

Miranda hanya bisa menundukan kepala dan menangis, atas pelecehan yang dialaminya.

Rendy dan kawan – kawan segera meninggalkan kelas dan menunggu hingga jam pulang nanti.

Saat semua siswa telah kembali ke kelas, Miranda hanya bisa duduk dan menutupi roknya abu - abunya agar tidak kelihatan bila ia tidak memakain celana dalam

“Mir, ayo ke kantin yuk” ajak Rina

“enggak deh Rin, gue dikelas aja, lagi males kekantin” jawab Miranda

Miranda beralasan, tentu saja ia takut kalau ada Rendi dan kawan - kawan lalu menyingkap rok pendeknya di depan banyak orang kalau dia tidak pakai celana dalam. Ia lebih baik di kelas hingga jam pulang nanti.

Saat pulang pun ia terus menunggu sampai semua anak pulang.

“Mir, gue pulang duluan ya” kata Rina

“oke, gue masih nerusin kerjaan gue” alasan Miranda

Saat Sekolah sudah sepi ia memberanikan diri keluar sekolah dan menuju gerbang, namun ternyata Gilang dan Pandu dan Erick sudah menunggu dengan mobil di depan gerbang.

“ayo, lo ikut gue sekarang” paksa Erick

“tapi kita mau kemana?” tanya Miranda dengan nada memelas

“udah jangan banyak tanya, kalo lo gak mau, entar gue buka rok lo di pinggir jalan, biar semua orang pada tau kalo lo gak paka kancut” ancam Rendi

Tanpa membantah Miranda masuk ke Mobil.

Didalam mobil Miranda hanya bisa bemuka sedih karena tidak tahu nasibnya akan dibawa kemana oleh berandalan sekolah itu. Ia menaruh tasnya diatas pahanya agar saat dia duduk tidak terlihat putih mulus pahanya apalagi berada di tengah cowok yang sepertinya bernafsu sekali dengan tubuhnya.

Akhirnya ia pun berada dirumah yang cukup besar dengan halaman yang luas, namun tak sedikitpun Miranda curiga apa yang akan terjadi pada dirinya.

“udah ayo ikut kita masuk ke dalam” suruh Rendy

Tanpa bertanya Miranda langsung mengikuti mereka. Sampai di dalam rumah Miranda terkejut karena banyak cowok di rumah itu, kira – kira sekitar sepuluh anak, yang menjadi anak buah Rendy.

“nih, Bos udah gue bawa pecun kita” ujar Gilang

“eh, lo kalo ngomong jangan sembarangan ya” Miranda menyahut kata- kata Gilang yang tidak mengenakkannya.

“udah deh lo diem aja, habis ini lo juga bakalan seneng kok” ujar Rendy sembari mendekat ke arah Miranda

“enggak, gue mau pulang” Miranda menolak dan berjalan mundur untuk menjauhi Rendy

“aaaahhhhh” Miranda berteriak

Ternyata di belakang ada yang mencolek pantatnya, sontak Ia langsung membalik badan dengan memegangi pinggulnya.

“gak usah buru – buru dong kita kan baru mau mulai nih” kata salah satu anggota gank Rendy yang tidak dikenal Miranda.

“brengsek lo” bentaknya sembari bersiap untuk menampar cowok itu.

Belum sempat mendaratkan pukulan, tangannya sudah di pegangi oleh Gilang dan Erick sementara Rendy segera menerkam tubuh Miranda dari belakang. Ia pun langsung memeras - meras dada Miranda.

“hehe, buat bales perbuatan lo ame Genk gue, tubuh lo yang jadi gantinya” kata Rendy sembari memeras payudara Miranda

“enggak, lepasin gue, ahhh” pinta Miranda sembari mengejang karena payudaranya diremas- remas

“mantep juga nih cewek” kata Gilang yang juga mulai mengelus elus paha Miranda

Tak ketingalan juga Erick juga mula mengincar sesuatu di bawah rok Miranda,

“Ahhh, lepasin gue, toloooooong” teriak Miranda

“hahaha, lo gak bakal bisa lari, disini gak ada yang denger teriakan lo” kata Rendy

“gimana bos, enaknya diapain nih cewek ” kata Pandu yang sudah menyiapkan handycam untuk merekam momen tersebut.

“bawa dia ke kamar” peritah Rendy pada teman – temannya.

Mereka langsung menyeret Miranda menuju kamar yang sudah disiapkan dari tadi, dan ternyata ia baru sadar ini adalah villa milik Rendy dan sudah pasti tidak akan ada orang disana. Mereka langsung mendorong Miranda ke atas ranjang. Semua anak mengelilingi ranjang itu sehingga tidak ada celah bagi Miranda untuk lari. Ia hanya bisa mencoba menutupi selangkangan dan dadanya agar tidak di sentuh oleh pria – pria nakal. Ia tahu bahwa dirinya akan diperkosa.

“gue mohon jangan apa –apain gue” rengek Miranda dan mulai menangis.

“ini karena lo berani ngelawan kita, sekarang lo bakal rasain akibatnya” ancam Rendy yang ada di bagian kaki Miranda

Dua orang yang ada dibagian atas ranjang langsung meraih kedua tangan Miranda dan langsung mengikatnya ke atas tiang ranjang.

“ampun, gue minta maaf, tolong lepasin gue” rengek Miranda dengan tangisan yang memelas

“udah terlambat, kita sekarang udah terlanjur pengen nyicipin bodi lo, hahaha” kata Rendy dengan tertawa jahatnya

Tanpa menunggu aba- aba semua tangan segera menyerbu tubuh Miranda dari atas hingga bawah

“ahhhh, tolong ampun lepasin gue, ahahaha” tangisannya mulai menderu deru

“Oke, bugilin dia!” perintah Rendy

“enggaaaak plisss, lepasin tolong” rengeknya tapi mereka tidak lagi menghiraukannya

“udah diem lo dasar pecun” kata salah satu ganknya yang mencoba melucuti roknya, sementara yang lain berusaha membuka kancing kemejanya.

“wow,toket lu kayaknya manteb banget tuh” kata Rendy dengan nafsu

Langsung saja ia menarik bra Miranda hingga robek dan terbukalah dua buah payudaranya yang ranum.

“waaaw” semua orang terperanjat

Rendy langsung menaiki ranjang dan segera melancarkan serangan kepada dua payudara itu

“slup slup, huummm mantap banget nih” kata Rendy dengan menghisapi tetek Miranda

“mmmmhhhhh mmhhh gue mohon jangan, ahhh” rengek Miranda dengan mengejang, terlihat dari kakinya yang menghentak - hentak dengan kaos kaki panjang hampir selutut dan sepatu kets yang masih dikenakannya walupun tubuhnya sudah telanjang.

“haah, enak banget bro, lo cobain dah” kata Rendy memberikan testimoni

Langsung saja dua anak disamping kanan kiri Miranda ikut menyambar payudaranya

“bro, angkat tuh kakinya” perintah Rendy untuk mengangkat kaki Miranda

“waaooow, memeknya masih mulus nih bos pasti dia perawan” kata Pandu yang masih saja merekam, kali ini ia mendekatkan kameranya ke vagina Miranda

“enggaaak,, plisss jangan liatin anu gueee, plisss matiin kameranya” rengek Miranda lagi

“udah lu diem aja, sini mulut lo”cowok disamping Miranda langsung menyambar birbinya dan mncumbunya

“mmmhhmmhhmmm” Miranda hanya bisa berteriak sambil dicumbu namun air matanya masih mengalir

“wih bibirnya oke banget bro kayaknya dia pake lipgloss tuh” Ujar cowok yang di kanan atas Miranda

“masak sih, gue cobain ah” langsung sambar cowok di sebelah kiri atas Miranda

“mmmmmhhhhh” Miranda masih mencoba berteriak

“wah, bener kata lo, rasanya kayak buah strawberry, oke dah” kata cowok yang dikiri atas ranjang Miranda

“wah gue cobain juga dong” mereka langsung berebutan ciuman dengan Miranda

Hal tersebut membuat Pandu memunculkan ide gila.

“ Bos gue punya ide nih” kata Pandu dan berbisisik pada Rendy

“hahah, Oke juga ide lo” ujar Rendy selaku Bos Genk

Rendy lalu memerintahkan Erick dan Gilang untuk mengambil sesuatu di kulkas. Bebrapa saat kemudian mereka membawa susu kental manis, mentega, meses, selai strawberry.

“ini buat apa Bos” tanya Gilang

“Udah deh lihat aja ntar” sahut Pandu yang mencetuskan ide

Rendy langsung menaiki ranjang dan langsung meneteskan susu kental manis rasa coklat ke putting susu Miranda.

“ah, apa – apaan nih” teriak Miranda

“hehe, lo lihat aja ntar” Kata Rendy

Tanpa basa basi Rendy langsung menyeruput susu kental manis yang ada di putting susu Miranda.

“uuummmmhhhhhh, hentikan mmmmhhh” desah Miranda karena kini payudaranya serasa kue yang disantap oleh Rendy.

Gadis itu hanya bisa mengejang dan menangis sejadi – jadinya.

“wah gila juga ide lo, gue cobain juga deh” kata salah satu anak buah Rendy yang berbadan besar

Ternyata ia mengincar vagina Miranda. Tanpa merasa berdosa ia mengoleskan margarin ke daerah sekitar vagina Miranda. Setelah itu ia menuangkan meses di vagina itu.

“wah, lezat nih, sluuuupp” anak itu lantas menghajar vagina rasa meses coklat itu

“uuuummhhhhh aaaaaaaaahh hentikaaaaaaann” kini teriakan Miranda makin keras

“hahahahahahaha” semua yang disana tertawa melihat ide gila dari Pandu itu

Kini gantian mereka mencoba mengoleskan selai strawberry ke payudara Miranda dan mulai diemut lagi oleh mereka, bahkan saking nikmatnya salah satu diantara mereka menggigiti putung susu Miranda, sehingga tangisan Miranda semakin menjadi- jadi.

Setelah mereka selesai dengan mencicipi tubuh Miranda, kini Rendy mulai bersiap- siap untuk hidangan utama yakni memperkosanya.

Anak itu mulai membuka celananya dan mengeluarkan batang penisnya.

"jangan!, uhuhuhu" rintih Miranda

"ayo Miranda, cobaik kontol gue" rayu Rendy seraya memposisikan batang kemaluan pada bagian tengah paha dan mendekati bibir vaginanya.

"enggak Ren, jangan!" pekiknya

Perlahan batang kemaluan itu mulai menusuk lubang vagina mungil Miranda yang tampak masih rapat.

"uuuuughhhhhlkk, hhhenntiiikaaann" rintih gadis itu

"ughhhh, nih meki masih rapet juga, hehe" ujar Rendy girang

"jangaaaaaaaann aaaaaaaaahhh" teriak Miranda

Rendy mulai mendorong penisnya hingga menerobos lubang vagina Miranda yang masih perawan.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh, hentikaaaaaaaannn “ ia mulai melolong

"uggghhh mantap" desah Rendy menimati

Rendy mulai menarik penis lalu mendorongnya lagi untuk menggesekkan penisnya.

"enggaaaaaaakkk aaaaaaaaaaaahh saaaaaaakiiiiiiiiiiiiiiiitt" pekik gadis itu dengan uraian air mata

Ini adalah pertama kalinya Miranda melakukan hubungan badan sehingga rasa sakit amat sangat serasa menyayat tubuh dan jiwanya.

Dara keperawanan mulai mengalir di sela - sela vagina dan penis Rendy.

"hahaha, baru kali ini nyobain memek perawan, ughhhhh" Rendy kegirangan

“stoooopp,,, sakiiiit, uuuuuuuuuuhhh” Miranda hanya bisa mengerang kesakitan

Rendy terus memompa penisnya dari tempo rendah hingga nada tinggi.

"aaaaaaaaaaaaahhh,, hentikaaaaaaaaann" pekik gadis itu

"uggghhh, uggghhhhh" desah Rendy

Hujaman penis anak itu seakan mengiris - ngiris vagina si gadis walaupun di sisi lain kenikmatan menyelimutinya.

"aaaaaaaaahhh oooooooooohhhhh" rintihnya di sertai desahan

"hahaha, nih cewek bakal jadi pecun beneran" ejek teman lain

"ughhhhhh" rintihnya

Setelah beberapa saat Rendy mencabut penisnya dan mengarahkan tepat di depan wajah Miranda.

“crooooot” sperma menyembur dari penis Rendy dan mengeluarkan cairan putih kental menjijikan melumuri wajah ayu Miranda.

"ughhhhh, gila!" sorak Rendy

"uhuhuhuhuhu" tangis Miranda

“eh pecun, buka mulut lo ato mau gue tabok lo” paksa Rendy

Miranda pun dengan terpaksa membuka mulutnya, Rendy pun menarik kepala Miranda agar penis itu dihisap olehnya.

“ayo isep ampe habis, dasar pecun” ejek Rendy kepadanya

"mmmmmpphhhhhhh" erang gadis itu

Miranda hanya bisa pasrah saja dengan meneguk setap tetes sperma yang dikeluarkan Rendy.

"fuuuuhhh puas, oke sekarang kalian abisin sisanya” perintah Rendy pada ganknya

“Oke Bos” jawab mereka serentak

Ikatan Miranda pun dilepas agar mereka dapat memperkosanya dengan leluasa. Miranda sudah kehabisa tenaga hanya bisa mengikuti apa kata mereka.

“eh balik tubuh lo sambil nungging” perintah Gilang

Miranda pun mulai membalik tubuh nya perlahan

“ah kelaman Lo” bentak Gilang sambil memukul pantat Miranda

“aaawww, uhuhuhu” tangisnya

Miranda hanya bisa menangis melihat perlakuan itu, rasanya ia sudah tidak punya harga diri lagi. Kini ia dalam posisi menungging, langsung saja Gilang menancapkan penisnya ke vagina Miranda.

"aaaaaaaaaaahh hentikaaaaaaann" pekiknya karena rasa saikt masih melanda

"ugggghhh, bener kat bos, juga mantap nih cewek" Gilang tak kalah asyik

"aaaaaaaaaaaaahhh aaaaaaaaaaaaaahhh aaaaaaaaaaahh" desah Miranda

Semua anak pun secara bergiliran menyetubuhi Miranda dengan berbagai posisi sampai anak terakhir berbada cukup besar dengan penis yang tak kalah besar pula.

“wih punya lo gede banget mbron” Puji Rendy

“iya bos makanya gue kasih jackpotnya nih cewek” Ujar Jimbron, anak yang berbadan besar itu sembari mendekati Miranda yang sdah sangat kelelahan.

“plisss, g....gue udah gak kuat” rengek Miranda sembari mencoba menghindar dengan sisa –sisa tenaga yang ia miliki.

“lo udah gak bisa lari lagi, dasar pecun ntar lo pasti keenakan” kata Jimbron sekalian meraih paha Miranda dan mulai memasaukkan penisnya dengan posisi miranda yang menunggung

“aaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh,,, stoooooppp sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt ahhhhhh” Miranda berteriak kesakitan karena penis Jimbron yang besar

“haha,ini masih belum seberapa” kata Jimbron, lalu ia menarik bahu miranda dan berusaha memperkosanya dalam posisi memangku.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh hhhhhhhhh,,enggaaaaaaaaaaaaaaaakkk lepasiiiiiiiiiiiiiiiin” teriaknya sangaat keras sambil menggeleng-gelangkan kepala karena di hubungan sex perdananya sudah ditikam dengan penis yang cukup besar.

“hahaha, teriakan lo malah buat gue tambah bergairah” kata Jimbron seolah menikmati hal itu

"aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh hentikaaaaaaaaaann,, uhuhuhuhuhuuu" jeritan dan tangisan mememakakan setiap sudut kamar

"uhhhh, sadis amat sih Jimbron" salah seorang anak hanya bisa menggelengakn kepala keheranan

Tak lama kemudian Jimbron pun mulai mencapai klimaksnya.

“crooooooooooott” sperma Jimbron masuk ke dalam vagina Miranda

“ahahaha,,, kenapa lo masukin ntar gue hamil ahahaha” Miranda menangis karena rahimnya sudah dimasuki sperma

“punya yang lain juga banyak yang masuk, jadi gak ketahuan siapa yang ngehamilin lo, hahaha” kata Jimbron

"uhuhuhuhuhuhu" tangisannyya makin menderu - deru

Sekali lagi Rendy mencoba menikmati tubuh Miranda dan memperkosanya lagi kali ini ia memasukkan spermanya kedalam. Tidak hanya Rendy semua anggota gengnya menyetubuhi Miranda lagi dengan memasukkan sperma mereka.

Setelah beberapa jam kemudian mereka selesai,kini tubuh Miranda sangat lemas, rok abu –abu yang ia lepaskan tadi dilemparkan kepadanya. Rok itu sudah penuh dengan sperma dari Rendy dan kawan –kawannya. Miranda hanya bisa menangis sejadi –jadinya.

“inget, ini baru awalnya aja, besok lo harus ikutin apa perintah kita, kalo nggak ntar lo pasti nyesel karena video pemerkosaan lo ini bakal gue sebarin ke internet, ngerti lo” ancam Rendy kepadanya

Miranda yang masih terkapar di aiats ranjang hanya bisa pasrah dengan wajah memerah serta tangisang membasahi wajah ayunya.

Mereka pun mengambil ponsel Miranda dan mengirimkan nomornya.

"lain kali gue bakal kasih perintah lewat sms" ujar Rendy


Petang pun tiba saat itu ada sebuah mobil yang tiba –tiba berhenti di sebelum pertigaan. Ternyata ada seorang gadis yang masih memakai seragam SMA-nya. Gadis itu tampak lusuh yang jelas sesuatu terjadi pada dirinya. Dialah Miranda, gadis yang baru berumur 17 tahun itu, baru saja diperkosa oleh berandalan di sekolahnya. Ia berjalan ke rumah dengan langkah yang terseok- seok karena sakit yang masih ia rasakan saat kesuciannya di renggut oleh mereka. Walaupun perih rasanya tapi ia tetap berjalan hingga sampai di rumah.

“Mira, kamu kemana saja Nak?” Tanya Mamanya yang sudah menunggu anak kesayangan itu dari tadi

“Mmm, maaf Ma, Mira habis ada tugas kelompok di rumah temen” Miranda berbohong

“Oooo, ibu kuatir sama kamu, Nak” Mamanya mengungkapkan kecemasannya

“nggak apa –apa kok Ma, Mira bisa jaga diri” jawabnya

“ya sudah, kamu mandi dulu, Mama sudah siapkan makan malam” suruh Mamanya

“baik Ma” jawab Miranda

Seperti itulah kehidupan Miranda saat ini. Ia hanya tinggal bersama Mamanya, karena Papanya pergi merantau ke negeri yang jauh. Miranda adalah anak perempuan satu – satunya di keluarga itu. Kakaknya saat ini sedang kuliah diluar kota sehingga pulang satu minggu sekali.

Malam itu Miranda segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya setelah diperkosa anak – anak berandalan. Saat ia mencoba menggosok payudara dan vaginanya, rasa perih seolah menyayat tubuh dan batinnya. Bagaimana tidak, permerkosaan itu adalah hal terburuk yang pernah dialami semasa hidupnya.
Setelah mandi dan berganti baju ia menuju ke ruang makan.

“Mira, ada apa Nak, kelihatannya kamu kok lesu?” tanya
Mamanya karena melihat putrinya tidak bersemangat

“nggak ada apa –apa kok Ma” jawab Miranda sembari tersenyum layu

“ya sudah kalau begitu” Mamanya mengiyakan saja

Setelah makan malam Miranda langsung menuju kamar untuk menjalankan kewajiban sebagai seorang siswi teladan yakni belajar.

Saat ia sedang konsentrasi belajar tiba –tiba ponselnya berbunyi, tanda ada pesan masuk. Saat membuka pesan raut mukanya berubah, tentu pesan tersebut berasal dari para berandalan itu. Ia melanjutkan belajarnya, akan tetapi pikirannya masih terbelenggu oleh pesan singkat yang menghantuinya.

Keesokan paginya ia berangkat pergi sekolah seperti biasanya. Seragam yang ia kenakan masih kemeja putih dengan rok abu –abu pendek diatas lutut serta kaos kaski panjang menutup betis dan sepatu kets warna putih. Penampilannya kini berbeda, ia mengikat rambutnya sehingga tidak terurai panjang seperti biasanya. Ia berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki karena sekolahnya hanya beberapa meter dari rumah.

Saat berada di lorong sekolahnya, ia bertemu dengan mereka, Rendy dan kawan – kawannya.

“Miranda, gimana?” Tanya Rendy

Miranda tak menjawab dan hanya memalingkan muka.

“sini gue mau liat” Gilang memastikan

“plisss, jangan disini” pintanya

“udah lo diem aja” ujar Gilang sambil menoleh kanan kiri mengawasi

Gilang memasukkan tangannya ke dalam rok abu – abu pendek Miranda, perlahan ia menempelkan telapak tangannya ke pinggul Miranda. Ternyata ia ingin mengecek, apakah Miranda mengenakan celana dalam atau tidak. Jadi isi dari pesan singkat itu adalah menyuruhnya untuk tidak memakai CD saat di sekolah.

“uugh, apa mau kalian?” tanya Miranda sambil merasakan elusan di pinggulnya

“haha, ini hukuman karena lo udah berani ngelawan kita” jawab mereka dengan sombong

“ughhh, gue mau masuk kelas!” Miranda mulai tidak nyaman dengan situasi itu
Tanpa mempedulikan mereka ia langsung menuju kelas walaupun tidak memakai celana dalam. Tapi ia tetap menjalani aktivitas sekolahnya seperti biasa.

“pagi, Rina ” sapa Miranda pada teman sebangkunya

“halo Mir, gimana lo udah kerjain PRnya belum” tanya Rina

“udah donk” jawabnya santai

“wah, gue nyontek dong” pinta Rina

“ah, elo Rin” ujar Miranda menasehati sahabatnya

“wah gue gak pernah nyesel punya sahabat kayak elo Mir” Rina menyanjungnya,
Di depan Rina hanya berpura –pura baik di depan sahabatnya, namun siapa sangka di baliknya dia adalah gadis bermuka dua yang suka iri dan dengki terhadap Miranda.

Saat dikelas Miranda tidak mengenakan CD sehingga rasa dingin menyelimuti bagian pangkal pahanya, sesekali tampak wajahnya yang memerah merasakan angin semilir yang melintas di setiap sudut bagian kewanitaannya. Ia mencoba merapatkan kakinya namun tetap saja tidak ada kenyamanan dalam melakukan aktivitas pada keadaan tersebut.

Gadis itu cukup cerdas, ia punya cara untuk menghentikan kegelisahan tersebut. Ia meminta izin untuk ke kamar mandi sambil membawa CD di saku roknya.saat itulah ia memakainya sehingga kini ia bebas beraktivitas kembali di sekolah.

Sepulang sekolah Miranda sudah ditunggu oleh Rendy di depan kelas.

“kalian mau ngapain” tanya Miranda dengan menyilangkan tangannya di dada.

“sekarang lo ikut gue” ajak Rendy

“gue ada urusan” jawab sambil nyelonong melintasi mereka

“jadi lo berani pulang gak pake kancut?” Pandu menakut nakuti

Miranda masih tak mempedulikan mereka dan terus menetapkan langkah kakinya.

“eitss, tunggu –tunggu” Erick memegangi pergelangan tangan Miranda

“isshh lepasin!” bentak Miranda

Erick langsung memasukkan tangannya ke rok Miranda lagi. Gadis itu kini khawatir bahwa rencananya sudah terbongkar.

Erick merasakan bahwa ada kain ketat menyelimuti pinggul Miranda, gadis itu pun tertangkap basah.

“ooooo, jadi lo berani macem – macem sama kita?” Ujar Erick

“enggak, abis gue malu gak pake CD” Miranda memberi alasan

“udah, pokoknya sekarang lo ikut kita” ajak mereka

“pliss, gue pengen pulang” pintanya

“kalo lo gak mau, lo bakal nyesel seumur idup” ancam mereka

“uhhhh” keluhnya

Ia sudah tak berdaya mendengar ancaman mereka.ia tahu pasti yang dimaksud adalah video pemerkosaan itu akan disebarkan melalui internet. Dengan raut wajah terpaksa ia mengikuti kemauan para berandalan itu.

Miranda kembali dibawa masuk ke mobil, entah mau dibawa kemana. Didalam mobil ia duduk dibelakang bersama Rendy dan Gilang. Mobil pun melaju.

Saat di dalam mobil Miranda langsung menjadi bulan – bulanan mereka.
“mmmmmhhh,, jangan ummmhhhh” desahnya

Buah dada ranum dibalik kemeja putihnya terus di mainkan oleh para berandalan itu.

“hehe, mantap banget toket lo” sanjung Rendy

Rendy mulai melirik ke arah belahan kemejanya, dengan perlahan utas demi utas kancing kemeja di bedah.

“aaaahh jangan Rend!” pekiknya

Miranda berusaha menghentikan aksi Rendy namun berkali – kali tangannya di tepsi olehnya.

Terbukalah kain tuih yang melindungi bagian penting kewanitaannya, hanya bra warna putih yang masih tertanggal. Dengan seikit tarikan, Bra itu mengendur sehingga tampaklah payudara indah dengan puting mungil ditengahnya.
Kedua anak itu langsung memuaskan hasrat birahinya.

“uuuuuuuuummhhhhh, henti…kan mmmmmmmhh” Miranda mulai terangsang

“sluupp, liat toket lu tambah kenceng tuh” ujar mereka sambil menghisap putting susu Miranda

“sudah aaaaaaammmmmmhh hentikan mmmmhhh” iamasih merintih

Rangsangan nikmat menjalar keseluruh tubuh Miranda namun perasaan malu masih menyelimuti diri karena ia masih punya harga diri sebagai wanita. Tangannya mencoba berontak namun cengkraman kuat kedua anak itu mengunci setiap geriknya.

“gimana kalo yang ini” ujar Gilang sambil memasukkan tangan ke dalam rok abu – abu Miranda

“uummmhh jangaaaann!” pekiknya

“hehe, gimana rasanya” Gilang menggodanya sambil menyentil klitoris Miranda

“mmmmmmmmmm,,, aaahh plisss lepasin gue aaaahh” Miranda merasakan vaginnya di gesek – gesek

Rangsangan makin meningka sehingga membuat Miranda mulai menggelinjang sambil menghentak – hentakkan kakinya.

Rendy yang tidak sabar langsung menarik celana dalam Miranda agar bisa bersentuhan secara langsung.

“aaaahh jangaaann” rintihnya lagi

“wah, basah banget nih, sruuuuup” ujar Rendy sambil menjilat vagina MIranda

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhh hhh” Miranda mengejang karena jilatan itu

“wow, makin keluar banyak nih” Gilang bersorak

Saat itu juga Rendy langsung mencium bibir indah Miranda.

“mmmmmmmmhhhhhh” rinith Miranda saat dicumbu

Dalam keadaan yang menggairahkan itu mobil terus melaju dan sampaidi suatu tempat. Mereka tiba di sebuah jembatan dan mulai menghentikan mobilnya.

“oke, sekarang kita turun” Ujar Rendy sambil menarik Miranda keluar.

Miranda tergopoh –gopoh sambil mengancingkan kemeja dan membetulkan rok yang tersingkap.

Mereka turun dari mobil dan menuju kebawah jembatan. Disana tampak sepi tetapi untuk berjaga – jaga salah satu anak akan bergantian mengamati sekitar.

“oke sekarang lepas baju lo” paksa Erick

“t…tapi, gak mungkin…gue gak bisa di tempat kayak gini” Miranda menolak

“ah kelamaan lo” mereka tidak sabar dan mencoba melepas sendiri bajunya

“aaaaaaahh,, oke gue lepasin tapi atasnya cuma buka kancing doang” Miranda menawar

“oke, cepet lepas rok lo” suruh mereka

Dengan muka sedih dan terpaksa ia mulai membuka kancing belakang roknya dengan perlahan. Perlahan ia menurunkan roknya dengan mengangkat kakinya satu persatu. Kini ia telanjang bawah karena CDnya sudah dilepas saat di mobil.

“sini rok lo!” bentak Rendy sambil merampas rok Miranda

“enggak, jangan ambil rok gue!” rengeknya

“bro taruh ini di mobil” ujar Rendy tak menghiraukan

“plisss, balikin rok gue” pintanya

“udah lo mau, seragam lo buat ngelapin pejuh kita” ujar Erick mengancam

Miranda tidak menjawab dan hanya bisa bermuka masam. Kini ia membuka kancing bajunya satu persatu tetapi tidak melepaskan kemejanya. Payudaranya tamak dicelah – celah kemejanya yang tebuka. Erick dan Pandu langsung mendorong Miranda ke tembok penyangga jembatan dan mulai menghisapi puting susunya

“aaammhhhhh aaaahhh, uuuuummhhhh” desah Miranda

“slllluuup sluuup” suara hisapan mereka

Miranda tidak berkutik saat payudaranya dinikmati, tangannya di pegang erat oleh mereka.

Jari jemari nakal mereka mulai menggerayangi dinding vaginanya.

“aaaaaahhhhh,hentikaannn, uuuuuummhhhhhh” Miranda meronta karena terangsang hebat hingga menggelinjang

Bagian sensitifnya terus dimainkan oleh mereka sehingga, cairan orgasme mulai membanjiri vaginanya.

“hahahaha” mereka menertawakan

“aaaaaaaaaaaaahh uhuhuh” desah Miranda

“pok pok pok” suara decitan saat vaginanya di obok

Setelah puas akhirnya mereka angsung menuju hidangan utama.

“oke sekarang balik badan lo” perintah Erick

“umhhh” rintihnya

Miranda kini dalam posisi membungkuk berpegangan pada tembok.

“oke bos, silahkan hajar duluan” mereka mempersilahkan Rendy duluan

“uhuhuh, gue mohon jangan” pintanya

Miranda mulai meneteskan air mata karena merasa malu bila melakukan hubungn seks di tempat umum. Namun Rendy tak perduli dan langsung mengeluarkan batang penisanya.

“jangaaaaaann, aaaaaaaaaaahh” Ia meronta karena penis sudah menghujam
vaginanya

“haha, loudah ka gak perawan tapi masih seret aja meki lo” ujar Rendy sambil menggesekkan penisnya

“aaaaaaaaaahh, hantikaaaaaaann aaaaaaaaah aaaaaaaaaaah” teriaknya karena gesekkan penis Rendy

Sore itu kira – kira jam empat, mereka menyetubuhi Miranda dibawah jembatan. Masing masing dari mereka menggilirnya satu persatu dan bergaantian menjaga hingga hari semakin petang,kesunyian melanda tempat itu.

Setelah beberapa lama akhirnya mereka selesai dan meninggalkan Miranda di bawah jembatan itu. Miranda yang kelelahan akhirnya tertidur pulas tanpa mempedulikan keadaannya.

Setelah lama tertidur, Miranda akhirnya bangun dengan keadaan telanjang tetapi masih melekat kemeja putihnya walaupun kancingny terbuka lebar, hanya sepetu dan kaos kaki panjangnya yang tersisa.

“hah, tidak, baju gue!” Miranda panik karena telanjang dan tidak bisa pulang
Sehelai kertas disamping bertuliskan pesan untuk dirinya . Ia mencoba membaca pesan itu tapi tidak kelihatan karena gelap di bawah jembatan. Dengan langkah yang terseok ia mencoba ke tepi untuk membaca tulisan. Tulisan itu mengatakan bahwa ia harus menuju ke rumah Gilang yang tak jauh dari sana, coretan peta juga tampakpada secarik kertas itu.

“gak mungkin, gue gak mungkin ke sana kayak gini” katanya sambil menangis

Setelah ia berpikir lama, akhirnya ia nekat pergi ke rumah Gilang dengan keadaan hampir telanjang. Ia mengancingkan kemejanya kembali dan berjalan dengan memegangi pinggulnya yang terbuka dan. Pertama ia harus melewati jalan besar terlebih dahulu. Untungnya jalan tampak sepi karena sudah jam 10 malam. Sesekali ia mendengar ada kendaraan yang melintas, dengan cepat ia segera menepi dan bersembunyi di balik semak –semak.

Selangkah demi selangkah membawanya ke sebuah perkampungan. Ia berhenti sejenak karena bagaimanapun di perkampungan itu pasti ada orang yang melintas. Kemungkinan besar ia bisa tertangkap basah oleh warganya. Tapi ia masih mencoba untuk berpikir positif karena tidak ada hal lain yang bia ia lakukan.

“oke, sebentar lagi sampai” ia mencoba menyemangati dirinya

Ia berjalan dengan mengendap – endap sambil menempelkan telapak tangannya ke pinggul dan vagina karena hawa dingin seakan mencolek –colek bagian tubuhnya yang terbuka . Ia terus berjalan melewati gang – gang kecil agar lebih aman. Hingga ia hampir sampai beberapa meter dari rumah Gilang. Saat ia akan keluar dari gang ia mendengar ada suara beberapa orang.

“uuuuhhh, padahal tinggal sedikit lagi”gerutunya

Perlahan ia seiki mengintip di balik tembok gang yang tak jauh dari sumber suara. Ternyata di jalan dekat rumah Gilang ada beberapa orang yang sedang bercengkrama. Ia hanya bias menunggu dan terjebak dalam situasi yang sungguh menjemukan.

Saat ia masih dalam persembunyian sembari mengintip di balik tembok bagaikan seorang spionase, tiba – tiba tangan sebuah elusan telapak tangan kasar di pinggulnya.

“aaaaaaaahhh” ia kaget

“wah, wah, neng ngapain malem- malem pake acara bugil segala” tanya orang itu sambil memegangi tangannya agartidak kabur dan masih mengelur elus pinggulnya.

“aaaahh, enggak pak, saya…..” Ujar Miranda ketakutan

“udah, ayo ikut” paksa orang itu sembari menarik tangan Miranda

Orang itu membawanya ke arah orang – orang yang bercengkrama tadi. Dan ternyata itu adalah pos penjagaan kampung dimana tempat orang – orang meronda.

“wihhh, busssseeeett” ujar mereka

Mereka sungguh kaget bukan kepalang bahkan saat sedang meminum kopi, langsung disemburkan airnya

“hehe, gue nemu pecun nih” ujar orang itu

“bukaaaan pak saya bukan pelacur, tolong lepasakn” Miranda mencoba menjelaskan

Orang itu bukannya merasa iba malah menjambak rambut Miranda

“aaaaaaaaahhh!!!” pekiknya

“udah diem lo” bentaknya

Mereka pun langsung menyeret gadis itu ke dalam pos penjagaan seolah hadiah dari tawanan perang. Miranda tersungkur karena di lempar ke tengah – tengah. Kegelapan melanda pos saat lampu di matikan agar lebih aman.

“heha, ayo manis” kata orang yang tadi menangkapnya

“Pak tolong! saya bukan pelacur, tolong lepaskan saya” katanya sambil bergeser mundur menjauhi mereka

“sudah diem lo, malem- malem kok pake acara bugil – bugilan segala” bentak ornag itu sambil melepaskan celananya dan mengeluarkan penisnya.

“enggak pak,saya di kerjain teman – teman saya” rengeknya

“alesan aja lo, isep nih kontol gue”suruh orang itu

Miranda menggelengkan kepala sambil mundur, tetapi ia sudah sampai di tembok dan tidak bisalari lagi.

“plaaakkkk” tampr orang itu

“uhuhuhuhu” tangisnya sambil memegangi pipi

“buka gak!, mau gue tabok lagi” paksa orang itu dengan kekerasan

“j…jangan pak” kini ia mulai menangis dan mebuka mulutnya

“haaaah, gitu dong, isep ampe habis, hahaha” sorak orang itu sambil menjambak rambut Miranda dan untuk mempercepat geskannya

“mmmmpppp mmmmmmmmppp” suara hisapan Miranda

Setelah beberapa saat orang itu langsung mengeluarkan spermanya di dalam mulut Miranda.

“mmmmmmppppp mmmpppppp” Miranda mencoba meronta tetapi rambutnya masih dipegang orang itu

Cairan kental membanjiri mulut Miranda dan mengalir ke tenggorokannya.

“haaahh, enak banget coooy” orang itu bergembira

“uhuk uhuk” Miranda tersedak karena sperma itu menggelitik kerongkongannya, berkali – kali ia ludahkan carian menjijikkan itu.

“sekarang giiliran gue” orang yang lain langsung menerkamnya

“jangan pak, saya mohon” Miranda terus merengak

Orang itu langsung membalik tubuh Miranda dan menarik pinggulnya sehingga kini ia dalam posisi menungging. Sedangkan yang lainnya segera meraih dagu Miranda dan memasukkan penis ke mulutnya lagi.

“aaaaaaaaahh,,,mmmmpppp” suara Miranda saat kedua penis masuk secara bersamaan

Tubuh Miranda terus digerakkan maju mundur, baik mulut maupun vaginanya menjadi sasaran para penjaga pos itu.

“hahaha, oke juga meki nih cewek” ujar orang yang mendapat vaginanya sambil terus menggesek – gesekkannya. Setelah beberapa lama akhirnya mereka mempercepat gerakannya.

“mmpppp mmmmmmmmpppp mpp” Mrianda mencoba berteriak karena sepertinya mereka akan memasukkan spermanya ke dalam lagi

“crroooottt” benar sperma yang dari belakang keluar terlebih dahulu disusul yang dari depan

“ahahahah” Miranda menangis karena ia di perkosa lagi oleh orang yang lain

“oke gue mau coba lagi” orang yang tadi ingin tambah

Kali ini ia mengincar anus Miranda. Saat hendak memasukkan penis nya tiba – tiba.

“stop, apa-apan ini” terdengar suara dari pintu

Sejenak suasana menjadi hening karena ada sesorang yang menghentikan mereka.

“aa..anu mas” kata orang itu terbata – bata

Ternyata anak itu adalah Gilang, yang berlagak sebagai pahlawan kesiangan.

“Miranda!” Gilang berpura – pura

“loh Mas Gilang kenal” tanya orang itu

“iya ini teman saya”ujar Gilang

“ohh, maaf mas saya tadi menemukannya tidak memakai rok malam - malam” mereka menjelaskan

“hah, kamu gak papa Mir, kamu pasti tadi habis di apa – apain sama preman di dekat sekolah” ujar Gilang membuat sandiwara

Miranda mengangguk saja mengikuti sandiwara dari Gilang.

“ma..maaf mas, saya kira tadi….”mereka mencoba mengelak

“sudah, kalian apa-apaan, ada orang kesusahan bukan malah ditolong, kalian akan saya laporkan ke pak RT” kata Gilang berpura- pura untuk mengalihkan situasi

“ampun mas, tolong jangan laporkan kami” mereka merengek

“oke, sekarang saya mau pulangkan dia” ujar Gilang sambil melindungi Miranda
Gilang merangkul tubuh Miranda dan memapahnya berdiri. Ia juga melepaskan jaketnya untukmenutupi tubuh Miranda yang bugil.

“ayo Mir, kita pulang” kata gilang

Setelah agak jauh dari orang – orang itu, wajah Gilang yang tadi baik seperti super hero berubah kembali memerankan tokoh antagonisnya.

“hehe, gimana?, itu hukuman karena lo udah kibulin kita” bisik Gilang

“uhhhh” rintih gadis malang itu sambil meneteskan air mata

Ekspresi Miranda yang merasa nyaman tadi kini berubah kecut karena semua ini sudah di skenario oleh para berandalan sekolah yang menjadi musuhnya.


Pagi itu di sebuah jalan ada seorang gadis yang berjalan menyusuri trotoar. Miranda, gadis yang baru menginjak kelas XI di SMA Swasta di kotanya. Ia berjalan dengan wajah yang murung karena peristiwa yang dialaminya beberapa hari terakhir. Ia benar – benar menyesali karena telah berurusan dengan para siswa berandalan yang ada di sekolahnya. Kejadian itu pun masih membekas di ingatannya saat ia harus melayani nafsu bejat para berandalan itu.

Ia mulai memasuki pagar sekolah dan segera menuju ke kelasnya. Ia masih ingat kejadian malam itu saat ia harus telanjang di tengah kegelapan hingga diperkosa oleh penjaga keamanan kampung. Untunglah Gilang salah satu anak berandalan itu pura –pura menolongnya, padahal permainan itu telah menjadi skenario mereka untuk mengerjai Miranda.

Setelah kejadian yang memalukan itu ia diantarkan pulang oleh Gilang dan rok yang diambilnya dikembalikan lagi olehnya. Miranda sempat bingung harus berkata apa pada Mamanya karena pulang malam dengan penampilannya yang lusuh. Ia tidak sempat memikirkan hal itu karena perasaannya sudah hancur sejak ia hampir diperkosa tadi.

“tenang aja, gue bakal bantuin buat ngejelasin ke nyokap lo” ujar Gilang saat mengantarkan Miranda

Gadis itu hanya bias termenung karena tidak bisa berbuat apa –apaselain menuruti kata – kata Gilang. Saat keduanya tiba di rumah Miranda Mamanya pun menyambutnya. Beliau sungguh kaget karena penampilan Miranda tampak kacau dengan wajah yang muram.

“Mira kamu kemana saja nak?” ujar Mamanya sambil memeluk anak gadisnya itu

Miranda hanya bisa menangis di pelukan Ibunya karena tidak bisa berkata apa –apa.

“Mira kamu kenapa nak,apa yang terjadi” tanya ibunya lagi dengan sangat cemas

Ibunya sempat melirik ke arah Gilang yang ada di belakang Miranda.

“maaf tante, saya mungkin bisa menjelaskan” ujar Gilang mulai bersandiwara

“kenapa? Kenapa dengan anakku?” tanya ibunya sambil terus memeluk putri bungsunya itu

“hmm, saya tadi melihat Miranda di ganggu oleh beberapa preman jadi saya mencoba menolongnya” ujar Gilang bersandiwara di depan ibu Miranda

“hah,apa! Mira, kamu gak di apa –apain kan nak?” tanya ibunya dengan meneteskan air mata

Miranda hanya mengangguk sembari terus mengeluarkan air mata yang membasahi pipinya.

“enggak tante, untungnya tidak terjadi apa- apa,pada Miranda” Gilang berbohong lagi

“Oh, Syukurlah, kamu gak papa nak”ujar Ibunya sambil memeluk Miranda lagi

Miranda berusaha menghentikan isak tangisnya dan mencoba menenangkan Ibunya.

“ini karena kamu pulang terlalu malam nak,sebenarnya ada apa di sekolah” tanya ibunya lagi

Gilang pun terdiam karena ini bukan dialog yang menjadi skenarionya.

“Mira, besok ada acara pentas seni Ma, Mira juga gak nyangka kalo bakal begini jadinya” ujar Miranda disertai tangsinya lagi

“oh, iya sayang lain kali kamu jangan pulang malam lagi” ibunya menasehati

Miranda pun mulai tenang karena ia berhasil membohongi orang tuanya. Ibu Miranda mulai menyapa Gilang karena ia menganggapnya sebagai pahlawan.

“nak, terima kasih atas pertolongannya dan mau mengantarkan Mira pulang” ujar Ibunya dengan senyum

“oh, tidak apa – apa tante, saya hanya tidak tega bila melihat teman saya membutuhkan pertolongan” ujarnya dengan kepalsuan

“sekali lagi terima kasih, ayo silahkan masuk” ajak ibu Miranda

“oh terima kasih tante, tapi saya harus segera pulang karena sudah malam” kilahnya lagi

Akhirnya Gilang pun berpamitan pada Miranda dan Ibunya.

Miranda berusaha melupakan kejadian pahit yang ia alami itu. Hari demi hari ia jalani tapi ia masih belum bisa melupakannya apalagi teror para berandalan itu pastinya akan ia terima lagi di kemudian hari.

Beberapa hari setelah kejadian itu Miranda mencoba beraktivitas seperti biasanya. Kembali ke jalan cerita kini ia masuk ke kelas dan duduk di bangku. Saat ia melamun teman sebangkunya yang bernama Rina menyapanya.

“hai Mira” sapa temannya

“hai Rin” jawab Miranda dengan sayu

“Mir, elo kok keliatannya gak enak badan, elo sakit ya” tanya Rina lagi

“enggak, gue gak papa” jawabnya dengan singkat

“Mir, lo kenapa sih kok jutek amat” Rina mencoba menghibur temannya

“udah deh Rin, gue gak kenapa – napa” ujar Miranda dengan ketus

Miranda saat itu sangat membenci sahabtnya karena ia tahu bahwa Rina adalah biang keladi dari masalahnya selama ini. Ia ingat saat pakaian olahraganya hilang dan tiba – tiba ada di kolong mejanya, ia yakin bahwa pakaiannya memang disembunyikan seseorang. Ia sungguh tidak menyangka karena baju olahraganya berbau parfum seperti yang digunakan sahabatnya itu. Ia masih tidak percaya bahwa sahabatnya tega menjebak dirinya, ia lalu berusaha bertanya langsung pada Rendi dan kawan – kawannya. Mereka mengiyakan apa yang ditanyakan Miranda. Hingga detik ini gadis itu tidak bisa memaafkan perlakuan Rina.

Saat pelajaran dimulai semua murid fokus menerima pelajaran dari guru. Saat ditengah – tengah pelajaran salah satu guru masuk dan sepertinya akan memberikan pengumuman.

“selamat pagi anak –anak” sapa beliau

“selamat pagi” jawab mereka serentak

“Miranda Sanustika” pria itu langsung memanggil nama Miranda

“iya Pak” ujar Miranda sembari mengangkat tangan

“Miranda mulai hari ini kamu dipindahkan ke kelas XI IPA 4” ujar beliau

Semua anak tampak terkejut karena mereka baru tahu bahwa ada kelas itu, karena setahu mereka kelas IPA hanya ada tiga kelas.

“mmm, ba...baik Pak” jawab Miranda

Miranda segera memasukkan bukunya kembali ke dalam tas dan segera menuju kelas barunya. Saat ia akan meninggalkan kelas ia di suruh berpamitan pada teman – teman kelasnya yang lama.

“teman – teman, terima kasih atas kerjasama dan kepedulian kalian kepada aku, untuk Rina thanks lo udah berhasil ngehancurin hidup gue” ujar Miranda dengan ketus

Rina hanya bisa bengong karena ia tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ia mulai sadar bahwa Miranda telah mengetahui persekongkolannya dengan Rendy dan kawan –kawan.

Miranda berjalan bersama guru itu untuk menuju kelas barunya. Saat tiba di kelas ia sangat kaget karena ia berada di kelas yang seperti neraka yaitu berada satu kelas bersama Rendy dan kawan – kawannya yang berandalan. Miranda sungguh terkejut dengan ekspresi menutup mulutnya dengan telapak tangannya.

“Miranda, kamu adalah anak yang paling pintar di sekolah ini, semoga kamu bisa membantu mengajarkan mereka” ujar Pak Guru dengan nada tidak bersalah.

“tapi Pak, saya tidak mungkin berada di sini, semuanya anak laki - laki” protes Miranda pada guru itu

“maaf Miranda ini kebijakan Bapak Kepala sekolah,saya hanya melaksanakan perintah” jawab Pak Guru dengan pasrah

Di sisi lain para siswa di kelas itu sungguh senang dengan kedatangan Miranda. Bagaimana tidak, kelas yang hanya di isi lima belas murid laki – laki itu di datangi bidadari secantik Miranda. Selain itu Miranda tidak hanya cantik tetapi sungguh seksi karena seragamnya yang ketat dan rok pendek 20 senti di atas lutut serta kaos kaki panjang menutup betisnya, membuat mereka bergairah. Tentunya Rendy dan berandalannya juga berada di kelas itu, ia tidak dapat membayangkan apa yang terjadi pada dirinya.

“hai Miranda” sapa semua siswa di kelasnya dengan senyum jahat

Miranda hanya bisa tertunduk pasrah terhadap apa yang terjadi pada dirinya.

“Miranda silahkan kamu duduk” guru yang sedang mengajar mempersilahkan Miranda

Sejauh mata memandang tidak ada bangku kosong selain bangku di sebelah Rendy.

“Oh tidak, ini nggak mungkin” ujarnya dalam hati

“Miranda, kamu duduk di sebelah Rendy” perintah sang Guru

“kamu gak keberatan kan” ujar Rendi menggodanya

Gadis itu segera duduk disebelah anak yang menjadi mimpi buruknya. Ia pun duduk di bangku itu memulai mengikuti pelajaran seperti biasa.

“hehe, Miranda ini sungguh hari yang indah” ujar Rendi berbisik di sampingnya

Ia tak mengiraukannya sambil terus mencatat apa yang di terangkan gurunya di papan tulis.

“sekarang gue bisa nikmatin bodi lo dengan leluasa” bisiknya lagi sambil mulai mengelus paha Miranda yang tidak tertutup karena rok abu –abunya sungguh pendek.

“uhhh, Rendy lo jangan macem –macem atau....” ujar Miranda sambil memukul tangan Rendy

“atau apa Miranda?” tanya Rendy menggodanya

“gue bakal laporin elo ke BP kalo perlu polisi sekalipun” ancam Miranda

“hahahaha” Rendy hanya membalasnya dengan gelak tawa

Miranda sedikit kesal dan tak menghiraukan gurauan itu.

“dengar Miranda, guru BP itu cuman kacung bokap gue, trus Polisi lo bilang, lo tau Bokap Erik itu pengacara hebat, bisa –bisa lo sendiri yang bakal dijeblosin penjara karena pencemaran nama baik” ancam Rendy balik

Miranda hanya bisa bermuka masam karena kini ia telah masuk ke lubang buaya.

“Miranda, elo udah gak bisa ngelawan gue dan temen – temen, tapi gue bisa ngancurin hidup lo bahkan nama baik keluarga lo dalam sekejap” ancam Rendy

Miranda kini hanya bisa menerima kekalahannya.

“apa mau lo!” ujar Miranda dengan ketus

“hehe, Miranda lo bakal gue perlakuin secara wajar selama lo ngikutin kata – kata gue” ujar Rendy lagi

Miranda masih terus mengikuti pelajaran walaupun ancaman terus di lontarkan padanya.

“kalo lo gak mau ikutin semua kata – kata gue, lo bakal nyesel seumur hidup” ancam Rendy dengan serius

“Rendy, gue cuman pengen hidup tenang di sekolah ini” ujar Miranda tidak mau melawan

“bagus, itu yang gue harapin dari lo, sekarang lo cuman bisa ikutin kata – kata gue, ato lebih tepatnya lo bakal jadi budak nafsu gue, hahahaha” ujar Rendy dengan tawa jahat

“apa!, Rendi plisss jangan apa –apain gue” rengek Miranda

“diem!, hari ini gue pengen banget nyobain bodi lo, haha” katanya mengutarakan niat jahatnya

Saat Pak Guru sedang menulis di papan, Rendy mulai melancarkan aksinya. Ia merangkul Miranda dan meraba – raba hingga ke payudara gadis itu sementara tangan satunya mencoba menjamah selangkangannya.

“mmmmmhhhh, Rendy jangan” keluh Miranda

Suara rintihan Miranda tidak di dengar karena mereka duduk di bangku paling belakang sementara Pak Guru terus menulis di depan papan tulis. Sementara murid yang lain mulai melirik aksi koboi Rendy.

“Miranda, sini” ujar Rendi sambil mengarahkan wajah Miranda ke bibirnya

“uuumhhhhhhhhh, cuuuuuuuupppp” kecupan langsung menyambar bibir gadis itu

“Ren, jangaaaan mmmmmmmmmhh” rintihnya sambil terus melirik kearah depan agar tidak ketahuan pak Guru

“cruuuuuuupp, ummhhhhh” Rendi tidak peduli dan terus mencumbu Miranda di tengah jam pelajaran
Sementara Miranda terus merapatkan kakinya karena jari jemari Rendi terus menggelitiki vaginanya yang masih tertutup celana dalam warna putih.

Tiba – tiba Pak guru selesai menulis dan membalik badannya. Sepontan Miranda langsung mendorong Rendy dan kembali ke posisi semula.

“Miranda, kamu kenapa?” tanya Pak Guru agak curiga

“enggak Pak, nggak kenapa –napa” jawabnya sambil tertunduk malu dengan wajah memerah

“Baik anak –anak, ini kalian catat, bapak akan pergi dulu” ujar Pak Guru sambil bersiap meninggalkan kelas

Saat Pak Guru meninggalkan kelas, malapetaka akan segera menghampiri Miranda saat itu juga.

Keempat teman Rendy menghampirimeja Miranda sementar anak yang lain segera memusatkan pandangannya pada gadis yang malang itu.

“heh, denger gue udah siapin semua ini jauh – jauh hari” ujar Rendi sambil memegang dagu Miranda dan mendongakkan kepalanya

“Rendy plissss jangan apa –apain gue” rintihnya

“denger mulai hari ini lo jadi budak semua anak di kelas ini, ngerti lo”ujar Rendy

Teman –teman Rendy mengelilingi bangku Miranda.

“lo harus panggil kita semua ini tuan” ujar salah satu teman Rendy

Salah satu anak mengeluarkan kertas dan meletakkan di meja

“lihat!, ini tugas lo sehari – hari sebagai budak di sini” ujar anak itu

Miranda mulai meneteskan air mata karena kemalangan yang ia terima.

“lo bakal puasin nafsu kita setiap hari, ngerti lo?” ujar Rendy sambil menggerak kan kepala Miranda

Miranda hanya bisa diam menerima perlakuan itu

“jawab!” bentak Rendy

“iya” jawabnya

“jawab yang bener” bentaknya lagi

“iya!” jawabnya dengan keras

“jawab, iya tuan!” paksa Rendy

“iyaaaaa Tuaaaan” jawab Miranda sambil meneteskan air mata

“hehe, bagus sekarang baca ini” perintah salah satu anak

Miranda meraih secarik kertas itu dan mulai membacanya. Perasaan bingung bercampur haru meliputinya karena tulisan itu tidak ia ketahui maksudnya dan sepertinya mengerikan untuk diketahui.

SENIN : SEX PARTY DAY
SELASA : BLOWJOB DAY
RABU : SEXTOY DAY
KAMIS : HUMILATING DANCE DAY
JUM,AT : BONDADGE DAY
SABTU : EXIB DAY

“lo tau artinya?” tanya salah satu anak

Miranda hanya menggelengkan kepala

“jawab yang bener!” bentak Rendy

“enggak tuan” jawabnya lirih

“lo gak perlu tahu, lo cuma harus ngelakuin tugas aja, ngerti!” perintah salah satu anak

“iya tuan” jawab Miranda dengan terpaksa

Sedikit penjelasan untuk para pembaca. Sex party artinya Miranda harus merelakan vaginanya untuk disetubuhi semua temannya satu kelas. Blowjob artinya Miranda harus mau mengulum semua penis teman satu kelas. Sextoy ia harus menggunakan sextoy pada hari itu. Humilating dance ia harus menari erotis di depan teman –teman sekelasnya. Bondadge artinya ia harus diikat dan di setubuhi dan terakhir Exib atau Exibitionist yakni ia harus mau mempertontonkan auratnya di hari itu.

“oke,sekarang hari kamis, jadi lo harus ngelakuin humilating dance” ujar Erik

Anak – anak yang lain mulai mengatur 4 meja dan merapatkannya jadi satu sehingga membentuk sebuah panggung kecil.

“ayo lo berdiri di atas sana” ujar Rendy

“emmmmhh, jangaan gue gak bisa” protes Miranda

“ayo cepat!” paksa mereka dengan mengangkat tubuh Miranda dan memaksanya mendekat ke meja

“sekarang lo naik” ujar Rendy

“enggaaak gue gak mau!” rengeknya

“oke kalo gitu...” kata mereka sambil memegang tangan Miranda

Mereka berniat untuk menelanjangi Miranda.

“aaaaaaaaaaah, jangaaaaaaaaaan” teriaknya

“lo bakal gue telanjangin dan kita bawa ke lapangan” ujar Rendy mengancamnya

“jangan!, oke – oke gue naik” kata Miranda terpaksa menuruti kemauan mereka

Miranda naik ke atas meja dengan perlahan lalu ia duduk terseok diatasnya.

“berdiri cepet!” bentak salah satu anak

Ia pun mulai berdiri sambil menutupi roknya karena celana dalamnya pasti menjadi tontonan anak – anak satu kelas.

“lepasin tangan lo” perintah mereka

Ia melepaskan tangannya perlahan.

“wow, seksi juga kalo dari sini” ujar mereka kegirangan

Miranda hanya bisa menunduk malu karena celana dalamnya terlihat dari bawah. Salah satu anak menyalahkan musik salah satu dari ponselnya.

“ayo sekarang lo ngedance” suruh mereka

“enggak, gue gak mau” bantahnya

Rendy mengambil mistar di depan kelas.

“kalo lo gak mau, gue pukul pake ini” ujarnya mengancam

Dengan terpaksa Miranda harus menari walaupun ia tidak bisa melakukannya. Semua anak tampaknya masih kurang puas dengan penampilannya karena sedikit kaku. Mereka tidakkehabisan akal, mereka pun mengambil laptop dan menampilkan video salah satu girlband korea. Tarian girlband itu sungguh seksi dan bisa menjadi contoh untuk Miranda.

“ayo sekarang lo pelajarin dulu” suruh mereka

Miranda mulai melihatnya dan sebenarnya ia suka dengan girlband itu. SN*D adalah salah satu girlband favoritnya.

“ayok sekarang lo nge-dance, cepet!” suruh mereka

Miranda pun mulai mempraktekan dance dari girlband S*SD itu. Tariannya sungguh erotis mulai dari menggoyangkan pingul hingga menggerakkan dadanya.

Miranda mulai mengoyang –goyang kan pinggulnya dengan melompat – diatas meja. Selain itu saat ia mengangkat salah satu kakinya celana dalamnya tampak seksi dari bawah.

“wuuuuuuhhhh, suit suit” sanjung mereka

Ia terus menari dengan sangat erotis saat ia menari sambil memngeluskan telapak tangannya pada pinggulnya
.
“uuuuuummhhhh, sudah hentikan” keluhnya karena malu

Setiap kali ia melompat dan melebarkan kakinya membuat roknya tersingkap sehingga menjadi sebuah pemandangan yang menggiurkan.

“oke berhenti” ujar Rendy

Ia menarik Miranda dan menyuruhnya turun. Segera ia melepaskan rok Miranda dan membuka kancing bajunya.

“aaaaaaaaaaaah jangaaaaaaaaan,”pekiknya

Kini Miranda hanya menggunakan kemeja putih yang telah terbuka kancingnya dan kaos kaki panjang menutup betis serta tidak memakai pakaian dalam sehingga pinggulnya bahkan payudara dan vaginanya terlihat.

“ayo naik!” suruh Rendy

“enggak!, hentikan jangan permaluin gue” rengeknya

“plaaaaaaaaaakk” pinggulnya di pukul

“aaaaaaawwww,,” ia mengerang dan segera naik keatas meja

Ia menutupi payudaranya dan vaginanya saat berdiri di atas meja.

“ayo ngedance lagi, seperti tadi!” suruh mereka

Miranda hanya menggelengkan kepala tanda tidak mau

Rendy segera menyiapkan pukulan mistar ke arah pinggulnya.

“aaaaaah, oke oke, gue ngedance” ujar Miranda

Ia pun mulai mengikuti gerakan girlband itu tanpa mempedulikan payudara dan vaginanya yang terlihat. Setiap ia melompat payudaranya memantul- mantul.

“horeeeeee,, suuuiiiiiiittt suuuuiiiiiiitt” sorak mereka dengan siulan

Miranda tidak memiliki pilihan lain selain menari untuk memuaskan hasrat nafsu mereka. Ia sungguh malu saat mengikuti gerakan membungkuk sambil menggerakkan pinggulnya. Selain itu ia juga harus bergaya menggerakan dadanya sehingga payudaranya bergerak memantul seirama.

Setelah ia lagu yang mengiringi tariannya selesai, ia pun berhenti sembari menundukkan kepala karena malu. Saat itulah Rendy menaiki meja dan berdiri dibelakang Miranda.

“hehe, dance-lo sungguh seksi Miranda” puji Rendi sambil berbisik

“ugh, sudah cukup, hentikan!” keluh Miranda

“gue yakin semua cowok disini sudah gak sabar buat nyobain bodi lo” ujar Rendy

Semua anak yang di bawah tampaknya sudah mengelus – elus penis mereka yang sudah berdiri sembari tersenyum nafsu.

“enggak, gue gak sudi layanin mereka!” bentak Miranda sembari mulai menutupi payudara dan vaginanya

Rendy langsung merangkul Miranda dan langsung meraba kedua payudaranya yang sudah mengencang sejak ia menari tadi.

“lo cukup diem dan nikmati, hahaha” ujar Rendy sambil meremas payudara Miranda

“uuummmmhhh, Rendy hentikan” desahnya

Rendy terus meremas – remas payudara Miranda dan menempelkan penisnya yang sudah berereksi dan masih tertutup celana pada pinggul Miranda tepat di sela – sela pinggulnya.

“ummmhh, Rendy, hentikan!” pekiknya sambil berusaha melepaskan rabaan tangan Rendy

“lo harus turutin kata – kata gue, ato lo mau gue seret ke tengah lapangan” ancam Rendy

“enggak, pliss jangan” Miranda memohon sambil meneteskan air mata

“kalo gitu, turunin tangan lo!” suruh Rendy

Dengan berat hati perlahan ia turunkan tangannya meskipun tiap rangsangan terus menghujam payudaranya. Rendy pun mulai memelitnir kedua puting susu Miranda dihadapan para lelaki yang ada dibawahnya.

“uuuuuuummmmmmmhhh, hentikan…ummmmmhh” desah Miranda sembarimenggemkan tangannya karena terangsang namun tidak bisa berbuat apa –apa.

“hwahahahahahahah” semua anak menertawakannya sambil terus mengelus penis masing – masing

Melihat Miranda yang tidak berdaya, Rendy langsung mengarahkan salah satu tangannya keselangkangan gadis itu.

“aaaaaaahhh, Rendy hentikan, uuuuumhhhhhhhhhh” desah Miranda dengan keras

“hehe, gue yakin meki lo udah gak sabar pengen di entotin” ujar Rendy sambilterus melakukan aksinya

“emmmmmhh, enggaaaak, cukup, eeeeemmmhhhh” rintih gadis yang malang itu sambil memegang tangan Rendy karena tidak tahan

“Kriiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnggggggggggggg” tiba – tiba bel istirahat berbunyi

“huuuuuuuuuuuu” semua anak tampak kecewa

Rendy terus menyerang bagian kewanitaan Miranda terutama bagian puting susu dan klitorisnya.

“mmmmmmmmhhhhhh” desahnya

“oke, kita gak punya banyak waktu lagi” ujar Rendy sambil mengentikan aksinya

Rendy membawa Miranda turun kelantai lalu mendorongnya hingga jatuh tersungkur ke lantai.

“hehe, ayo kita mulai hidangan utamanya” ujar Rendy sambil mulai membuka celananya

“enggak!, jangan! Pliiiissss gue mohon” rengek Miranda sambil bergerak terseok mundur menjauhi Rendy

Rendy terus melangkah sembari menodongkan batang kemaluannya mendekat pada Miranda. Miranda terus mundur hingga sampai pada tembok dan tidak bisa lari kemana –mana.

“enggak Rendy jangan di sekolah, gue mohon uhuhuhu” rengek gadis itu sambil menangis

Langsung saja Rendy menarik kaki Miranda dan menempatkan tepat ditengah selangkangannya dan menggagahinya.

“diem, lo gak punya pilihan selain nurutin kemauan gue” ujar Rendy sambil mengarahkan penisnya ke tengah selangkangan Miranda

“uhuhuhuhuhu” tangsi Miranda karena pasrah

Perlahan penis itu menyentuh bibir kemaluan Miranda dan membuka vagina yang sudah basah itu.

“huuukkkkkk” pekik Rendy sembari mendorong penisnya masuk ke vagina

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh,, ahahahaha” pekik Miranda disertai tangisan

Rendy mulai menggesekkan kemaluannya sambil memegang kedua tangan gadis itu kelantai

“aaaaaaaaaaaahh, aaaaaaahhaaaaaa, aaaaaaahh” desah Miranda sambil memejamkan mata

Sementara siswa lain segera mengerumuninya karena tidak akan melewatkan momen indah itu.

“haha, lumayan nih buat koleksi” ujar salah satu anak yang mulai merekam kejadian itu dengan ponselnya

“aaaaaaaaaahh, jaaangaaaaaaaaaann aaaaaaaaahh” desah Miranda

“hhhgggggghh, uuuhhh, meki lo makin seret aja Miranda setelah lo dipermaluin, haha” ujar Rendy menggodanya

“enggaaaaaakk, gue gak mau aaaaaaaaaaaaaaahh” Miranda mencoba memprotes

“wooowww” semua anak terpukau

Setelah beberapa lama akhirnya Rendy berejakulasi dan mulai mencabut penisnya dan mengarahkan pada wajah Miranda.

“croooootttttt” sperma menyembur ke wajah ayu gadis itu

“aaaaaaaaaaahhhhhh” pekiknya karena cairan hangat melumuri wajahnya

“heeehh, cukup kita masih belom selesai, tunggu lagi besok”ujar Rendy

“gue gue gue” anak yang lain juga pengen menyetubuhinya

“Kriiiiiiiiiiiiiiiiiiinggggggggggggg” bel kembali berbunyi tanda istirahat sudah selesai

“sudah hari ini cukup” ujar Rendy

“huuuuuuuu, gak asik lo bro” ujar mereka kecewa

“inget! jatah kalian hari senin” ia menjelaskan

“huh, dasar!” ujar mereka tidak puas

Miranda yang terbaring lemas kembali berdiri setelah pakaiannya di lemparkan ke tubuhnya. Penderitaanya akan terus berlanjut selama hasrat Rendy da kawan –kawannya belum terpenuhi.


Keesokan harinya mereka menjalani aktivitas sekolah seperti biasa begitu pula dengan Miranda. Hari itu adalah hari jum’at yang merupakan jadwal Bondage day, entah apa yang akan terjadi pada hari itu.

Pada hari itu seregam yang dikenakan Miranda juga berbeda yakni kemeja putih ketat warna putih dan dasi biru motif kotak – kotak serta rok pendek 20 centi diatas lutut yang bermotif dan warna sama dengan dasinya, tidak lupa kaos kaki panjang menutup betis dan sepatu kets. Seperti biasa ia duduk di belakang di sebelah Rendy sambil mendengarkan pelajaran dari guru. Akan tetapi Rendy dan keempat anggota gengnya sedang tidak ada di kelas, entah apa yang akan mereka rencanakan.

Beberapa saat kemudian Miranda berdiri dan menghampiri gurunya untuk izin ke kamar kecil. Setelah guru mengizinkan ia keluar untuk menuju toilet sesuai dengan apa yang diperintahkan Rendy dan kawan –kawan kepadanya pagi tadi. Ia berjalan dengan wajah penuh kecemasan karena ia yakin bahwa ada hal buruk yang akan menimpa dirinya.

Sesampainya di kamar kecil ia tidak melihat apa – apa di toilet wanita sampai salah satu anak yaitu Gilang memanggilnya.

“sssstttt, sini” ujarnya sambil berbisik

Miranda sungguh terkejut karena Gilang mengajaknya ke toilet laki-laki. Awalnya ia tidak mau, namun ia dengan terpaksa mengikuti kemauan mereka. Dengan langkah penuh keraguan ia memasuki pintu toilet. Rendy dan anggota berandalan sudah menyambutnya di dalam.

“hehe, akhirnya datang juga” sapa mereka

Miranda hanya diam sambil tertunduk malu

“apa mau kalian?” tanya Miranda

“hari ini gue bakal kasih kejutan, hehe” ujar Rendy sambil menghampiri Miranda

Rendy seperti menyimpan sesuatu di saku celananya. Ia pun lalu memegang tangan kanan Miranda.

“uhh, lepasin!” kata Miranda sambil melepaskan genggaman Rendy

Belum sempat melepaskan pegangan Rendy lalu mengeluarkan borgol dari sakunya dan memakaikannya pada tanga kanan Miranda.

“aaahhh, apa – apaan ini!” bentaknya

“hehe, ayo sini!” ujar Rendy menarik borgol

Miranda ikut tertarik karena tangannya sudah terikat pada salah satu borgol itu. Rendy lalu membawa Miranda ke tempat pisspot dan mengalungkan salah satu anak borgol ke pipa pisspot.

“aaaaahh, lepaskan!, apa mau kalian!” pekik gadis itu

“hehe, ini bakal jadi hari yang indah” ujar Rendy tak mempedulikan ocehan Miranda

Tangan kanan Miranda sudah terpasung di pipa salah satu pisspot dan ia tidak bisa pergi kemana – mana. Rendy pun mendorong tubuh Miranda ke tembok di tengah – tengah dua buah pisspot di toilet itu sambil mencengkram dagunya.

“hehe, sekarang lo gak bisa kemana – mana” ujar Rendy

“enggak lepasin gue uhuhuhu” rengek Miranda

Rendy bukannya merasa iba malah menarik dasi Miranda dengan paksa lalu mengikatkan pada tangan kiri Miranda serta mengikatkan pada salah satu pipa di pisspot lain di sebelah kirinya.

“hentikan!, lepasin gue!” teriak gadis malang itu

Kini Miranda berdiri ditengah – tengah dua buah pisspot dengan kedua tangan terikat.

“iya iya, gue lepasin hehe” ujar Rendy

“uhhh, lepasin!” rengeknya

“hehe, iya pastinya baju lo yang gue lepasin, hahahaha” goda Rendy dan kawan –kawannya

“aaaaaaaaahh, hentikaaaaaaaan” pekiknya

Satu persatu kancing kemeja Miranda dilepaskan oleh Rendy sehingga terlihat branya. Dengan sangat kasar ia menarik bra itu hingga putus. Lalu rok biru motif kotak- kotaknya juga dilucuiti oleh mereka hingga celana dalam putihnya di robek dengan paksa.

“aaaaaaaaaaaaaaaahh, jangaaaaaaaaaan!” ia tidak bisa berbuat apa – apa selain berteriak

Kini Miranda hanya memakai kemeja dengan kancing yang terbuka serta kaos kaki panjang menutup betis dan sepatu ketsnya. Rok dan juga pakaian dalam yang sudah terkoyak di bawa oleh berandalan itu. Payudara dan pinggulnya terlihat jelas apalagi tangannya dalam posisi terikat sehingga tidak bisa menutupi buah dadanya.

“uhuhuhuhu, tolong lepasin gue” pintanya sambil menangis

“hahaha, kita balik dulu, lo bisa seneng - seneng disini” goda mereka sambil meninggalkan Miranda di sana

“heeeeyyyy, lepasin gue, uhuhuhuhu” rengeknya dengan air mata bercucuran

Mereka memang sengaja meninggalkan Miranda di dalam toilet dengan keadaan yang memalukan seperti itu. Mereka akan bisa menikmatinya melalui cam recorder mini yang di pasang tersembunyi di salah satu sudut toilet. Hingga suatu yang menyedihkan terjadi.

Seorang anak pergi ke toilet saat jam pelajaran, tepat dengan keadaan Miranda yang seperti itu. Ia adalah Dion, anak culun berkacamata tebal dan dengan langkah bungkuk. Ia sempat berpapasan dengan Rendy and the Gank.

“eh, lo mau kemana?” tanya mereka

“ggg..gue ma…mau ke toilet” ujarnya terbata

“wuuu, gue jitak juga kepala lo” ujar Mereka

“eeee, ampuuun” rengeknya

“awas, lo jangan sampai ikut campur urusan kita di toilet” kata mereka mencegah

“emmm memangnya kenapa?” tanya Dion

“udah lo liat sendiri, tapi kalo lo mau, sikat aja, hahaha” ujar mereka

Akhirnya Dion menuju kamar kecil dan memasuki toilet khusus laki – laki. Ia terbelalak karena Miranda yang telanjang dan terikat berada di tempat itu dengan keadaan tidak terduga.

“haaaaaaa, ya tuhan” Dion kaget

“hah, Dion tolong lepasin gue, uhuhuhuhu” pinta Miranda sambil memalingkan muka karena malu

Dion hanya bisa melotot sambil menelan ludah karena kedua gunung kembar Miranda terlihat dengan jelas, namun vaginana masih tertutup karena Miranda menyilangkan salah satu kakinya untuk menutupinya.

“Dion, tolong cepat lepasin gue, uhuhuhu” rengeknya

Sedikit catatan, Dion sebenarnya adalah anak cupu yang mengidolakan Miranda. Ia sudah sejak lama mendambakan gadis pujaan hatinya itu sebagai pacarnya bahkan ia sempat berpikir bisa melakukan hubungan sex dengan Miranda. Namun cintanya pupus di tengah jalan ketika ketua osis di sekolahnya pernah berjalan bareng dengannya. Kini harapannya akhirnya bisa terpenuhi karena gadis pujaanya sudah siap untuk ia nikmati secara langsung.

“Dion!, plissss lepasin gue” pinta Miranda

Lamunan Dion pun terhenti karena Miranda juga menjadi penyelamat anak –anak cupu korban bullying Rendy dan berandalannya.

“Oh!, i…iya Mir, bentar gue mau pipis dulu” ujar Dion segera memasuki toilet karena ia tidak mungkin kencing di pisspot.

“buruan Dion!, ntar anak –anak yang lain segera dateng” pinta Miranda

Saat membuang hajat kecil, pikiran Dion berkecamuk, terdapat perang batin di dalam dirinya.

Tiba tiba bayangan kecil dirinya berterbangan muncul di atas kepalanya.

“kimpoi aja tuh cewek, diakan udah jadi impian elo” kata Dion jahat dengan sayap iblis

“jangan Dion, bantu dia, Miranda itu pernah belain lo” ujar Dion baik dengan sayap malaikat

“bego!, kalo lo lepasin, lo bakal di gebukin ama berandalan itu” ujar si jahat

“enggak Dion, siapa tahu Miranda bakal jadi pacar lo, setelah lo tolongin” ujar si baik

‘berisik!” ujar Dion sendiri

Ia pun keluar toilet dan segera menghampiri Miranda.

“ayo Dion buruan!” ujar Miranda

Dion melihat kearah dasi atau borgol, dan ia memutuskan melepas dasi karena lebih mudah.

“bagus Dion mungkin kamu bisa jadi pahlawan penyelamat, dan menjadi pacar Miranda” ujar si baik

“heh, tolol, kalo lo lepasin lo gak bakal idup tenang di sekolah, lo bakal nyesel seumur idup, tapi anak –anak itu udah bilang kalo lo boleh sikat nih cewek” ujar si Jahat

Perang batin masih berkecamuk saat Dion mulai menyentuh ikatan dasi di kiri Miranda akan tetapi payudara gadis itu kini berada tepat di samping wajahnya, dan ia mulai berubah pikiran.

“Dion kok berhenti cepet buruan!” suruh Miranda

“Mir, kalo gue lepasin lo mau gak jadi pacar gue” ujar Dion sambil menatap wajah Miranda

“hah!, udah deh Dion lo gak usah bercanda!, buruan” ujar Miranda

“gue serius Mir!, gue udah lama suka sama elo” ujar Dion dengan tatapan tajam

“Dion….plissss, gue….gak bisa putusin sekarang” ujar Miranda

“ayo Mir, cuman ini kesempatan gue, jawab!” Dion terus ngotot sambil memegang bahu Miranda

“aaaaaaaaaaaahh, Dion, kita gak mungkin jadian dengan cara kayak gini, mending lo lepasin gue sebagai seorang temen” ujar Miranda menjelaskan

“hah!, jadi gue cuman bisa jadi temen lo Mir?” Dion memperjelas

Miranda mengangguk sembari menundukkan wajahnya karena berada di situasi yang dilematis.

Mendengar jawaban itu perasaan Dion sangat hancur karena cintanya selama ini di tolak padahal dalam situasi yang sangat genting. Ia sempat berpikir meskipun ia mati cintanya tidak akan pernah terbalas. Saat itu lah sisi kegelapannya muncul, matanya yang penuh kepolosan tadi kini berubah menjadi seringai serta senyumannya berubah antara menertawakan nasib cintanya dengan senyum jahat.

“hehe, oke kalo gitu Mir, ngomong – ngomong toket lo oke juga” ia mulai menggoda Miranda

“Dion, buruan lepasin gue!” suruh Miranda

Dion tidak menjawabnya dan hanya menatap tajam pada miranda dengan tatapan nafsu. Dion yang beberapa menit lalu adalah anak cupu kini menjadi seorang gentleman. Bagaikan koboy yang sudah menangkap bantengnya.

“Hiiiiiiiiiiiiiiiiihaaaaaaaaaa” bayangan koboy penulis

Dion langsung meremas kedua payudara Miranda karena telah dikuasai nafsunya.

“aaaaaaaaaaaaahh, Dioooooooon apa yang lo lakuiiiiiiiiiiiin”teriak Miranda

“huuuh, Miranda semakin lama gue semakin nafsu liat bodi lo” ujar Dion terus menikmati kelembutan payudara gadis pujaanya

“apa!, Dion jangan, uhuhuhuhu” Miranda menangis meratapi nasibnya

“tenang Miranda, sebelum kimpoi gue bakal eksploitasi tubuh lo, hahahaha” ujar Dion tertawa jahat

“Diiiooooooooon jangaaaaaaaaaaaaan!”teriak Miranda

Dion tidak mempedulikan lagi sisi baiknya, ia kini sudah sepenuhnya dikasai sisi jahat pada dirinya. Ia mulai menggelitiki salah satu puting susu Miranda dengan jari telunjuknya.

“mmmmmmmmhhhhh, Dion gue gak nyangka ternyata lo tuh cowok brengsek” ujar Miranda mencaci maki anak itu

“gue gak peduli lo mau ngomong apa!, yang penting gue bisa nikmatin tubuh lo, hahahaha” ujarnya dengan tertawa jahat kemenangan

Dion langsung memilin –milin kedua puting susu Miranda sembari menikmati desahannya.

“mmmmmmmmmmhhhhhh,, uuuuuuuummhh, Dion cukup, mmmmmmmhh” desahnya Miranda

Miranda terangsang karena puting susunya dimainkan, kakinya di hentak – hentakkan karena mengejang, bahkan ia sampai memejamkan mata dan menggelengkan kepala.

“ayo Miranda, teruskan desahan mu, hwahwahwahah” ujar Dion menikmati sambil memandangi wajah gadis itu dengan nafsu

Miranda yang wajahnya sangat memerah hanya bisamemalingkan muka karena Dion terus mendekatkan wajahnya dan memlintir putting susunya.

“cukup Dioooon hentikan, mmmmmmmmmmhhh” desahnya tanpa henti

Kini Dion mulai menjulurkan lidahnya untuk menjilati puting susu Miranda, ia mulai dari yang kanan dan meremas yang kiri.

“sruuuuuuupp,, surrrrrpp, hhhhhummmmm nikmaaaaat” ujar Dion menikmati buah dada Miranda

“aaaaaaaaaahhhhhhh, Diooooonn aaaaaaaaaaaaaammmhhhh” desahnya

“sssssruuuuuuuuuppp sluuuuuuuuurrrrpppp” Dion tidak mempedulikan teriakan Miranda dan terus menghisap putting susunya

Setelah puas ia mulai mengincar bibir gadis itu.

“hehe,ayo sini manis” ujarnya sambil memegang dagu Miranda dan mengarahkan bibirnya ke sasaran

“ummmmmmmhhhhhhhhhh, mmmmhh” rintih Miranda

“cruuuuuuupp cruuuuuuuuupp” suara cumbuan mereka

“hmmmm, gimana ciuman gue, hhhmmmm” ujar Dion terus mencumbunya

“mmmmmmmhhh, mmmmmmmmmhhhhh” rintih Miranda

“cruuuuuuuuupp cruuuuuuuuuuuppp” suara cumbuan itu

Dion benar – benar menikmatinya sampai sampai ia memainkan lidahnya untuk menikmati bibir gadis itu.

“haaaaaah, gue puas ayo kita lanjut” ujarnya sambil mulai melirik ke bagian bawah tubuh Miranda.

“Diooooonn,cukup uuuuhhh” ujar Miranda dengan nafas tersengal – sengal

Miranda tahu gelagat Dion yang sepertinya mengincar vaginanya, ialalu menyiangkan kedua kakinya untuk menutupi kemaluannya. Dion tak kehabisan akal dengan mengangkat salah satu kaki Miranda dan mencegkram betisnya.

“hwahahahaha, gue juga pengen nyicipin meki lo Mir” ujarnya bahagia

“jangaaaaaaan lepassiiiiiiiinn” teriak Miranda

Tanpa berfikir panjang jari jemari Dion mengosok bibir vagina Miranda.

“aaaaaaaaaaammmmmmmmmmmmmhhhh, aaaaaaaaaaaaahh” desah Miranda

“hehe, enak kan Miranda, meki lo juga basah nih” goda Dion

“enggak Diiiiiiiooooonn cukup aaaaaaaammmmmmmmmmhhhh” desah nya

Dion terus menggosokan kedua jarinya ke vagina hingga klitoris Miranda. Bahkan ia mulai menusuk –nusuk lubang vaginanya dengan salah satu jariinya.

“aaaaaaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaaaaaaahhh, Diiiiiioooooooooonn aaaaaaaaaaaaaah” desah Miranda

Miranda benar – benar terangsang hebat hingga tangannya terus menggenggam dengan keadaan terikat. Gemericing gesekkan borgol dengan pipa pun sampai terdengar.

“wwiiiiihh, ayo Miranda keluarin cairan lo” goda Dion sambil terus menggosokkan kelima jari nya ke vagina Miranda

“aaaaaaaaaaaaaahhh, aaaaaaaaaaaaaaaaahh Diooon aaaaaaaaaaah” desahnya tanpa henti

Dion terus menggelitiki klitoris dan memasukkan jari jemarinya satu persatu kedalam vagina Miranda.

“aaaaaaaaaaaaaahh, Diiiiiiiiooooooooooonn cukuuuuuuuuupp,aaaaaaaaahh” desah Miranda

Cairan orgasme pun segera membanjiri telapak tangan Dion tanda bahwa Miranda sudah terangsang hebat. Iapun langsung duduk di tengah selangkangannya dan mulia menghisapi cairan itu.

“hhhhhhmmmmmmmmmmmm,, sruuuuuuuupp haaaaahh” suara hisapan itu

“aaaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaaahh” desah Miranda

Setelah puas menikmati cairan orgasme itu Dion kembali berdiri. Sementara Miranda sudah kelelahan karena di rangsang anak itu.

“oke Mir gue lepasin kok” ujar Dion sembari meraih dasi yang terikat

Miranda tidak lagi merasa simpati pada anak itu walaupun sedang menolongnya, karena tubuhnya telah dieksploitasi olehnya. Kini ikatan tangan kirinya pun terbuka, namun bagaimana melepaskan borgolnya. Namun tidak seperti yang dipikirkan Dion melepas ikatan itu agar bisa menyetubuhi Miranda.

“oke Mir lo puter balik” suruh Dion

“hah!, lo mau apa!” tanyanya

“haha, ya mau entotin lo lah” ujar Dion jujur

“apa! enggak!” bentaknya

Apa daya Dion memutar sendiri tubuh Miranda sehingga Miranda menghadap pada pisspot dan berpegangan pada sisinya.

“Dioooooooon jangaaaaan uhuhuhuhuhu” Miranda mulai menangis

“haha, ini balesan karena lo sudah nolak cinta gue” ujar Dion

“enggaaaaaak Diiooooooon, gue gak bermaksud kayak gitu” Miranda membantah

“udah lo gak usah banyak alesan, bilang aja lo gak suka sama cowok cupu kayak gue!” Dion mempertegas

“Diiiiooooooooon uhuhuhuhu” pekinya

Penis Dion perlahan menyentuh bibir vaginanya, sedikit demi sedikit ujung penisnya memasuki liang peranakan Miranda.

“uuuuugghhhhh” suara dengungan Dion

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh, jangaaaaaaaaaann” teriak Miranda

“hahaha, mekikamu enak sekai Miranda hahaha” sanjung Dion

“uuuuugghhh” seuara nafas Dion

“aaaaaaaahh, Dion aaaaaaaaahh” desah Miranda dengan air mata mengalir dipipinya

Dion terus menggesekkan batang kemaluanya di dalam vagina Miranda.

“hehe seandainya lo mau jadi cewek gue gak gini jadinya” goda Dion

Miranda tak menanggapinya dan masih menangis dengan keadaan menungging di setubuhi Dion dari belakang. Setelah beberapa lama Dion mulai mempercepat gesekannya dan segera mengahiri persetubuhannya.

“crooooooottt” sperma menyembur di pinggul Miranda

Seketika Miranda langsung lepas dan duduk terseok bersandarkan tembok. Ia menangis menderu deru karena meratapi nasib yang ia alami. Tangan kirinya masih terborgol di pipa pisspot. Ia tidak bisa membayangkan bahwa semua anak laki -laki satu sekolah akan memperkosanya di toilet.

Beberapa saat Rendy dan kawan – kawannya datang dan melepaskan borgol Miranda. Merekalalu mengembalikan rok yang tadi mereka rampas. Saat meninggalkan toilet salah satu anak mengambil camrecorder mini yang sudah ia pasang.

“hehe, ini pasti seru” ujar anak itu

Usaha untuk mempermalukan Miranda pada hari itu sudah cukup, karena besok banyak hal yang akan menantinya.


Pagi kembali menerpa begitu juga dengan pagi yang menjadi hari kelabu bagi Miranda. seperti biasa ia pergi menuju sekolahnya. Satu hal yang berbeda kini ia berada di kelas yang baru bersama para lelaki hidung belang yang sering mengeksploitasi dirinya dalam kal yang berbau seksual. Ia memang tidak ingat apa saja hal yang harus ia kerjakan setiap harinya, yang ia tahu adalah mereka memaksa Miranda untuk melakukan hal yang memalukan.

Miranda tidak bisa berbuat apa – apa selain menuruti kemauan mereka karena bisa saja akan menjadi hal yang lebih buruk bila ia mencoba melawan. Baginya hal yang sebelumnya terjadi saja sudah cukup memalukan apalagi bila ia melawan bisa jadi akan mendapat perlakuan yang lebih menyedihkan lagi.

Hari ini adalah hari sabtu dan ia awali dengan memakai kemeja ketat dan rok kotak –kotak warna biru yang pendek 20 cm diatas lutut serta kaos kaki panjang menutup betis dan sepatu kets. Seperti biasa ia adalah gadis yang cukup populer di kalangan laki –laki sehingga banyak yang menyapanya saat di sekolah. Di sisi lain ada yang menggosipkan sesuatu kepada dirinya karena ada yang tahu bahwa dirinya telah menjadi Budak Nafsu para berandalan sekolah.

Saat Miranda memasuki kelas ia mendapati teman –teman sekelasnyaberkumpul di satu meja dengan meliat ke arah laptop salah satu anak. Mereka tampak asyik sekali, namun Miranda tidak menghiraukannya dan langsung duduk di mejanya sendiri. Sembari menunggu bel masuk ia mengambil catatannya dan mempersiapkan pelajaran. Beberapa anak meliriknya setelah memandangi laptop seolah ada sesuatu yang mereka sembunyikan. Perlahan ia Miranda mendengar suara yang tidak asing yang bersumber dari laptop itu.

Suara itu makin lama makin jelas dan ia yakin bahwa itu suara dia. Ia langsung berdiri dan mengahmpiri anak –anak itu. Ia sungguh terkejut melihat video pemerkosaan yang ia alami saat di toilet kemarin

“enggak, nggak mungkin” Miranda syok

Saat itu juga Rendy dan kawan –kawannya menghampirinya.

“hehe, bagus juga drama lo kemarin” ujar Rendy menggodanya

“enggak mungkin!, kalian, hentikan video itu!” ujar Miranda yang sangat malu

“hahaha” mereka semua menertawakan Miranda

“dengar Miranda, lo sekarang gak bisa berbuat apa – apa selain nurut perintah kita” ujar Rendy

Miranda hanya bisa tertunduk malu di hadapan para berandalan sekolah itu, seolah diasudah di ambang kehancuran.

Bel pun berbunyi dan pelajaran di mulai seperti biasanya. Miranda duduk di samping Rendy di bangku pojok paling belakang.

“Miranda, lo inget kan hari apa ini” tanya Rendy

Miranda hanya diam sambil menunduk dengan wajah masam.

“gue mau ntar istirahat lepas BH lo” suruh Rendy

“mmm, umm” ia menurutinya sambil mengangguk

Beberaa jam kemudian bel waktu istirahat pun berbunyi, Miranda harus melakukan apa yang di perintahkan Rendy kepadanya tadi.

“oke lepasin BH lo” susurh Rendy

Perlahan Miranda melepaskan kancing kemejanya di samping Rendy. Setelah melepaskan bajunya ia lalu melepaskan bra itu lalu memakai kembali kemeja putihnya.

“oh sekalian deh kancut lo” suruhnya

Ia menurutinya lagi karena tidak mau terlibat masalah lebih jauh.

“oke Miranda gue mau lo sekarang pergi ke kantin beliin kita sesuatu” suruh Rendy

“hah!, apa?” ia terkejut

“kenapa? Tenang nih pake duit gue” ujar Rendy sambil merogoh sakunya

“mmm, tapi baju gue…. gue malu” bantahnya

“udah lo gak usah banyak protes” kata Rendy sambil meremas payudara Miranda

“uuuuggghhhhhhh, jangan!” desahnya

Kini payudaranya mulai mengeras sehingga timbul di tengah – tengah bajunya yang ketat. Miranda tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan Rendy. Ia pun segera menuju kantin sambil menutup dadanya dengan menyilangkan tangan. Saat tiba di kantin ia kembali manghadapi masalah karena di sana sangat ramai bahkan untuk membeli sesuatu harus berdesak - desakan.

Ia mencoba memberanikan diri untuk masuk ke kerumunan.

“permisi, gue mau lewat” pintanya sambil mendorong anak yang lain

Ia tidak sadar saat berusaha lewat payudaranya yang menonjol karena tidak tertutup bra mulai terlihat. Anak lainnya mulai memperhatikan hal itu. Mereka mulai membisikkan pada teman yang lain.

Miranda sudah tiba di depan sang penjual dan mulai membeli sesuatu. Ia berusaha untuk tidak mempedulikan orang lain yang melirik payudaranya.

“berapa bang?” tanya Miranda

“tiga belas lima ratus neng’ jawab penjual

Miranda merogoh kedua saku roknya untuk mengambil uang. Saat itulah payudaranya mulai memantul- mantul karena ia kesulitan mengambil uang. Rendy sengaja memberikan Miranda uang receh agar ia kesulitan mengambilnya dan membuat payudaranya menjadi tontonan banyak orang. Inilah yang di maksud dengan exibitionist day.

Setiap ia mengambil uang receh ia menaruh di meja dan ia merogoh kembali karena kurang. Ketika ia mencoba meraih receh demi receh uang payudaranya juga memantul-mantul karena tangannya sibuk meraihnya hingga tidak bisa menutup dadanya.

Semua anak yang ada dikantin termasuk sang penjual memelototi payudara gadis itu. Miranda terus mengeluarkan recehan itu dan pura – pura tidak mempedulikannya. Sebenarnya ia sangat malu saat semua anak laki –laki melihat payudaranya yang menonjol sehingga ia gugup dan menjatuhkan uang recehnya.

“pyaaaarrrrr, uang lima ratusan itupun jatuh

Ia langsung mengambilnya sembari menutup payudaranya karena ia mulai tidak tahan, namun ia lupa bahwa ia tidak memakai celana dalam. Saat ia membungkuk untuk mengambil uang itu ia tidak sadar rok pendeknya terbuka dari belakang sehingga anak anak yang lain menyaksikan pinggulnya tidak tertutup celana dalam.

“wuuuuuuu, suit suiiiiitttt” anak – anak yang di belakangnya menggodanya

“ah!” ia tersadar

Miranda langsung kembali berdiri dan membalik badannya dan memegangi roknya.

“hehe, lo gak pake kancut ya” goda anak – anak itu

Ia tak menghiraukannya dan langsung memberikan uang kepada pembeli itu.

“sering sering yang neng” goda penjual itu

“huh” keluhnya

Iya langsung kembali ke kelas dan memberikan pesanan kepada Rendy dan kawannya.

“hehe, gimana sukses gak?” tanya Rendy

Miranda hanya diam namun wajahnya masih memerah.

“oke habis ini kita ke perpus” ajak Rendy

“mmmm” gumam Miranda

“hehe, gue mau lo godain pak penjaga perpus” suruh mereka

“tapi gue mau minta balikin CD gue” pina Miranda

“oke nih” ujar Rendy sambil melempar celana dalam itu ke Miranda

Setelah itu mereka menuju perpustakaan untuk menjalankan misi eksibisionis yang kedua. Saat memasuki ruangan baca sang penjaga terkejut saat melihat Miranda tidak mengenakan bra. Pria itu terus mencuri-curi pandang pada payudaranya ketika sedang mencari buku di tiap- tiap rak.

“oke lo duduk di sana” suruh Rendy sambil berbisik

Ia menyuruh Miranda duduk di kursi yang tepat di depan tempat duduk sang penjaga perpustakaan. Berkali – kali penjaga itu melirik payudara dan paha mulus Miranda apalagi selangkangannya roknya yang pendek membuatnya membayangkan ingin melihat isi di dalamnya. Miranda yang malu berusaha merapatkan kakinya agar orang itu tidak bisa mengintip celana dalamnya.

“sssssst Miranda!” Rendy memanggil Miranda dengan suara bisikan

Miranda langsung menghadap kearah Rendy yang duduk tak jauh dari kursinya.

“buka, buka” ujarnya memberi isyarat membuka selangkangan

“apa!” ia terkejut

Dengan terpaksa Miranda harus menuruti perintah cabul dari Rendy. Perlahan ia buka kedua kakinya sehingga tampak jelas celana dalam putih menghadap penjaga perpustakaan. Sebenarnya ia sangat malu melakukan hal itu namun ia tidak ingin Rendy marah dan menghukumnya, ia pun menutupi wajahnya dengan buku karena sangat malu.

Sementara sang penjaga perpus tidak bisa menahan matanya dan terus mempelototi selangkangan Miranda beserta payudarnya yang terbuka. Miranda sudah tahu hal itu hanya bisa pura – pura membaca buku dan menutupi wajahnya dengan buku.

Beberapa saat kemudian bel berbunyi tanda masuk pelajaran. Rendy dan kawan – kawan juga akan meninggalkan kelas, namun sebelum itu ia menghampiri Miranda.

“lo disini dulu, trus godain tuh orang, hehe” bisik Rendy

“enggak gue mau balik” protes Miranda

“denger!, lo harus nurut sama gue, ngerti!” paksa Rendy

Miranda tidak bisa melawan perintah Rendy dan hanya bisa duduk terpaku di kursinya. Kini ia hanya sendirian di perpus bersama sang penjaga perpustakaan. Sementara Rendy dan lainnya keluar dan mengintip Miranda dari jendela bersama temannya.

Sang penjaga terheran karena Miranda masih berada di dalam perpustakaan. Ia pun berdiri melakukan tugasnya menaruh dan menata buku di rak.

“kok gak ke kelas neng” sapanya

“enggak bang, saya disuruh cari buku di sini” ujarnya berkilah

“oooohh” jawabnya dengan polos

Sang penjaga perpustakaan adalah pria paruh baya yang sudah lama bekerja di sekolah Miranda. Ia merasa senang kerena di waktu kerjanya di temani gadis secantik dan sebahenol Miranda. Sesekali ia melirik tubuh gadis itu dari bawah hingga atas.

Beberapa saat kemudian handphone Miranda berbunyi dan ia membaca pesan yang berasal dari Rendy.

“lo pura pura ambil buku sambil nungging ampe bokong lo keliatan” perintah Rendy melalui pesan itu

Miranda yang tidak setuju membalas pesan singkat itu.

“gue gak mau, lo jangan gila!” protesnya

“oh gitu, kalo lo berani ngelawan, video lo sama sih cupu bakal gue sebarin, hehe” anacam Rendy

Ia kembali membaca pesan dari Rendy dan ia terkejut. Ia pun terpaksa melakukan perintahnya karena ia tidak mau video pemerkosaannya menjadi ajang tontonan semua anak di sekolahnya. Ia lebih baik malu di depan penjaga perpustakaan dari pada harus dipermalukan di depan semua anak disekolah.

Ia lalu menuju rak dan berpura –pura mencari buku dengan teliti. Perlahan ia menundukkan badanya hingga 90 derajat sesuai yang di perintahkan Rendy agar pinggul bahkan celana dalamnya terlihat dari belakang.

Penjaga perpustakaan yang tadi tengah fokus menata buku di rak saat mengambil buku langsung tertegun menatap pinggul Miranda yang semok.

“gile bener, semok amat nih cewek” ujarnya tertegun

Miranda masih pura – pura menyusuri buku di dalam rak rak seolah benar – benar mencari buku. Sementara sang penjaga tidak bisa melepaskan pandangannya dari pemandangan indah itu. Bokong Miranda amatlah mulus bahkan celana dalam putih yang ia kenakan membuat vagina dan anusnya terlihat karena transparan. Rok biru kotak –kotaknya yang pendek membuat dua buah bokongnya terlihat dengan jelas di depan penjaga perpustakaan itu. Ia masih belum menyadari bahwa sang penjaga terus memperhatikan gerakan bokong indah itu.

Setiap Miranda bergerak menusuri rak, bola mata pria itu terus mengawasi gerak – geriknya tanpa mengedipkan mata sedikitpun. Saat gadis itu merasa ada yang aneh ia pun membalikkan badan dan menoleh ke belakang. Seontak sang penjaga langsung pura – pura menata buku kembali.

“ngapain bang?” tanya Miranda dengan parau karena malu

“engg, enggak neng” ujarnya sambil masih melirik ke arah Miranda

Kini ia terbelalak lagi karena baru menyadari bahwa gadis itu tidak mengenakan BH. Pria itu kembali terbengong melihat kedua buah dada Miranda.

Miranda menyadari hal itu dan segera menutupi kedua payudarnya dengan buku yang ia ambil.
“dasar mata keranjang” sindirnya dengan ketus

Sang penjaga kembali menata buku di rak sementara Miranda kembali duduk diatas meja. Gadis itu kini merasa terancam dan tidak nyaman karena harus berada di ruangan itu bersama pria mesum tersebut. Kini ia lebih waspada dan mengawasi sang penjaga perpustakaan agar jangan sampai meliriknya tubuhnya yang indah lagi.

Belum sempat ia merasa lega, handphonenya berbunyi lagi tanda ada pesan dari Rendy.

“enggak, gak mungkin” gerutu gadis itu saat membaca pesan tersebut

“angkat kaki lo ke atas meja dan buka lebar – lebar” isi pesan dari Rendy

Miranda membelalakan mata ketika membaca pesan tersebut seolah tidak percaya apa yang diperintahkan padanya. Bagaimanpun ia harus melakukan hal yang di perintahkan Rendy. Ia terus mengawasi penjaga perpustakaan agar saat ia melakukan aksinya jangan sampai di lihat pria itu. Saat sang penjaga kembali fokus perlahan ia mengangkat kedua kakinya ke atas meja walaupun ia sedikit gemetar karena malu.

“ughhh” keluh gadis itu sambil memejamkan mata

Kedua kakinya yang indah bersandar diatas meja tempatnya membaca. Paha mulus dengan kaos kaki panjang membuat pemandangan indah di atas meja. Perlahan ia pun melebarkan kakinya sehingga selangkangannya terbuka lebar dan celana dalam putih nampak dengan jelas bagaikan kelopak bunga bahkan vaginanya yang mengecap juga tampak.

“gue mohon jangan lihat” katanya dalam hati

Miranda hanya bisa pasrah sambil menutupi wajahnya dengan buku karena malu.

Penjaga perpustakaan masih menaruh beberapa buku di rak. Sesekali ia menoleh ke Miranda dengan biasa lalu lalu kembali menata buku. Lalu ia sadar dan kembali menoleh ke arah Miranda dengan tatapan terkejut.

“buset nih cewek!” ujarnya dalam hati

Penjaga perpustakaan tertegun melihat keseksian kaki Miranda, ia pun sampai menelan ludah.

“uh, nih cewek bener –bener bikin nafsu” kata penjaga itu

Miranda merasa sangat malu sehingga membuat payudaranya yang montok menjadi mengeras dan menonjol bahkan puting susunya mulai tampak.

Penjaga perpustakaan tidak tahan lagi dengan godaan Miranda ia pun mulai menghampirinya. Ia mengendap perlahan dan tiba di depan Miranda yang masih pura –pura membaca dengan mendekatkan buku di wajahnya.

Pria itu mulai mengelus paha indah Miranda yang dihidangkan di atas meja.

“cgluk, uh montok bener nih cewek” ujarnya sambil menelan ludah

“aaaahh” Miranda terkejut dan kembali merapatkan kakinya

“hehe, baca apaan neng serius bener” goda penjaga itu

Gadis itu langsung menurunkan kakinya dan menatap tajam ke arah penjaga perpustakaan.

“enggak bang” ujarnya sambil menggelangkan kepala

“dari tadi neng godain abang terus, gantian dong” rayu pria itu

Miranda yang merasa tidak nyaman menaruh buku dan memegangi roknya karena masih malu. Sang penjaga berjalan menuju belakang Miranda dan memegang pundaknya.

“ayo neng godain abang dong” rayu pria itu

“enggak bang saya cuma disuruh bang” ia menjelaskan

“ayo dong gak usah malu –malu” rayunya lagi sambil membelai rambut Miranda

“ugghhhh” rintihnya

Karena tidak tahan ia langsung berdiri dari kursi dan berusaha untuk pergi namun sang penjaga malah mendekapnya.

“aaaaaaahh, lepasinnn baaaaanng” teriaknya

“hehe, ayo neng abang pengen cobain bodi eneng” rayunya sambil meremas – remas dada Miranda

“aaaaaaaaaaah, jangaaaaaann” teriaknya

Sebelum dekapannya makin kuat Miranda langsung menepis tangan pria itu dan mendorongnya hingga jatuh lalu ia berusaha lari kembali ke kelas. Sementara Rendy dan yang masih mengintp tertawa terkekeh kekeh karena berhasil mengerjai Miranda bahkan mereka juga mengambil foto saat Miranda melakukan aksi erotisnya dari saat menungging di rak hingga meletakkan pahanya di meja.

“hahahaha, eksib day emang indah” kata mereka

Kini Miranda tiba di kelas dan bu guru sudah ada di sana.

“kamu dari mana Miranda” tanya ibu guru

“maaf bu saya tadi ada kegiatan ekstrakurukuler Bu” kilah gadis itu dengan wajah bingung

“kamu jangan cari – cari alasan, kali ini ibu maaf kan, duduk!” kata Bu Guru mengomel

Miranda dengan tatapan sayu segera duduk di bangkunya. Anak – anak yang lain menggunjungnya karena mereka tahu Miranda baru saja dikerjai oleh bos mereka. Beberapa saat Rendy dan kawan –kawan datang dan mereka membuat alasan juga pada Bu Guru. Rendy kembali duduk di bangkunya yakni di sebelah Miranda.

“gimana, lo suka gak?” tanya Rendy menggoda Miranda

Miranda tidak menghiraukannya dan hanya fokus kepada pelajaran dari Bu Guru.

Saat pelajaran usai mereka berkemas untuk pulang sekolah. Rendy pun berdiridan memanggil teman – temmannya untuk menunjukkan foto erotis Miranda saat diperpustakaan.

“guys, lihat nih koleksi gue” kata Rendy memamerkan foto diponselanya

Anak – anak yang lain langsung mengerumuninya ingin melihat fotoerotis Miranda.

“wow, hebat juga lo Ren” puji salah satu anak

“waaahh, nih cewek bener –bener kayak pecun beneran” celetuk anak yang lain

Mendengar perlakuan yang tidak manusiawi disertai kata –kata yang melecehkan harga dirinya, Miranda mengepalkan tangannya sambil menundukkan wajah. Ia pun menghampiri kerumunan anak –anak itu dan meluapkan amarahnya.

“puas lo sekarang! puas!” teriak Miranda karena kesal

Semua anak langsung berhenti dan menatap wajah Miranda.

“kalian semua pria jalang,otak kalian sangat kotor, puas kalian” ia meluapkan kekecewaannya

Semua anak hanya termenung karena sebagian ada yang iba namun Rendy dan gengnya hanya diam saja.

“kalo kalian belum puas, gue bakal telanjang, ayo kalian bisa puasin sex kalian” ujarnya dengan mata berkaca –kaca dengan amarah menggebu – gebu

Semua anak hanya bisa termenung namun Rendy masih bisa tersenyum jahat.

“uhuhuhuhuhu” Miranda mulai menangis meratai nasibnya

Rendy pun mendatangi gadis itu dengan tatapan jahat sehingga Miranda mundur menghindarinya.

“oh jadi sekarang lo berani ngelawan” Rendy menantangnya

“gue gak takut!” Miranda membalasnya

“dasar pecun lo” bentak Rendy

Iapun lalu memegang kerah baju Miranda dan mendorongnya ke tembok.

“aaaaaaaaaahhhh” pekik gadis itu

“oke kalo lo mau pulang sambil telanjang” ancam Rendy

Ia memegang kedua kerah baju Miranda dan akan merobeknya untuk melucuti pakaian Miranda hingga telanjang bulat.

“plaaaaaaaaaaakkkkk” suara tamparan dengan ekspersi geram

Miranda menampar pipi Rendy dengankeras karena kesal diperlakukan seperti itu.

Rendy yang merasa kesal juga langsung menampar balik pipi Miranda berkali – kali.

“plaaaaaaakk, plaaaaaaaaakk plaaaaaaaaakk” tamparnya di pipi kanan kiri

“udah –udah Ren, dia itu cewek” gilang menghentikan Rendy

“tenang bro, lo jangan emosi gitu” ujar Erik menasehati

“uhuhuhuhuhu” sementara Miranda hanya bisa menangis menderu – deru

“dasar pecun lo, gue hajar juga tuh cewek” kata Rendy dengan kesal

“udah lo tenang aja, kasihan juga kan nih cewek, masak lo tabokin gitu” Gilang menasehati

Akhirnya semua kembali reda dan Rendy segera duduk di bangku untuk mendinginkan kepala. Miranda masih berdiri sambil menangis karena ia dihajar oleh Rendy.

“huh, kalo gitu gue mau sebarin nih foto, gue uplod di fesbuk, tuiter, pet, apa aja lah biar kapok” ujar Rendy kesal

Semua anak hanya bisa tercengang mendengarkan keputusan sang kepala geng.

“heh, masukin juga tuh vidio di yutub, biar tuh cewek ancur –ancur dah” ujarnya kesal

Mendengar perkataan Rendy Miranda langsung menangis menderu deru dan memohon pada anak itu.

“Rendy, gue mohon, jangan sebarin uhuhuhuhuhu” tangis Miranda

“heh, ini hukuman buat lo” ujar Rendy

“enggak Ren, jangan ancurin idup gue, uhuhuhuhu” tangis Miranda

Rendy tidak menghiraukan dan mulai memencet tombol di handphonenya.

“uhuhuhuhu, gue minta maaf Ren, jangan, uhuhuhuh” kata Miranda sambil berlutut di kaki Rendy

Rendy berhenti sejenak karena melihat Miranda berlutut di kakinya namun ia tidak mau merubah keputusan.

“gue gak peduli, biarin lo jadi pecun beneran” kata Rendy dengan ketus

“enggak Ren, uhuhuhu, plisssssss jangan, uhuhuhu” tangis Miranda menggema di ruangan

“sob, jangan kasihan tuh cewek ampe kayak gitu” Pandu menasehati juga

“iya, maafin aja, emang kita yang salah” ujar Erik

“lo kok belain dia terus sih, ini hukuman karena dia ngelawan gue mulu” ujar Rendy yang siap memencet tombol oke untuk menshare foto Miranda

“uhuhuhu, Rendy gue janji bakal nurutin semua kata lo, uhuhuhu” kata Miranda sambil terus menangis

“tuh sob, dia udah janji noh” kata Gilang

“udah deh, kalo lo sebarin ntar kita gak bisa apa – apain dia lagi dong” kata Erik

Sejenak Rendy memikirkan kata – kata temannya. Ia juga berpikir bila ia menyebarkan foto itu berarti semua sudah selesai.

“oke oke, gue tahu, gue maafin nih cewek” ujar Rendy

Semua mulai menghela nafas lega karena ia tidak sampai menyebarkan foto Miranda.

“eiits, tapi nih cewek masih harus gue hukum” kata Rendy

“uhuhuhuhuhu” Miranda masih tetap menanis

“hukuman apaan sob?” tanya teman – temannya

“hehe, gue punya hukuman yang asoy buat nih cewek” ujarnya dengn tersenyum licik

Akhirnya Rendy tidak jadi menyebarkan foto dan vidio Miranda ke jejaring sosial, namun ia masih tidak puas bila tidak menghukumnya. Mereka pun keluar dari kelas dan segera menuju menuju ke mobil, Miranda pun juga ikut masuk ke dalam mobil, entah apa yang mereka rencanakan.

Beberapa saat mobil melaju dengan kencang dan berangkat menuju kesuatu tempat. Hingga mereka sampai ke sebuah Pasar Tradisional. Mobil pun berhenti lalu pintu mulai terbuka namun hanya Miranda saja yang turun dari mobil tersebut.

“oke, sekarang lo lakuin tugas tadi, gue tunggu di parkiran” kata Rendy

Miranda mengangguk dan segera meninggalkan mobil, sementara Rendy dan kawan – kawan menunggu di parkiran sambil mengawasi Miranda dari jauh.

“hehe, kayaknya bakalan asik nih” ujar Gilang

“yoi, biar tahu rasa tuh cewek” ujar Rendy masih kesal

Miranda berjalan menyusuri pasar tradisional yang kumuh tersebut. Ia masih mengenakan seragam dengan kemeja putih ketat dan rok pendek diatas lutut serta kaoskaki pangang menutup betis dan sepatu kets warna putih. yang mengejutkan adalah ia tidak mengenakan pakaian dalam sama sekali, BH dan CD nya sengaja di rampas oleh Redny dan gengnya. Ia merasa sangat malu walaupun masih mengenakan seragam ia merasa di telanjangi di tengah kerumunan pasar, namun ia tidak punya pilihan selain menjalani hukuman tersebut untuk meredakan amarah Rendy.

Ia berjalan melintasi jalanan pasar yang becek dan kumuh. Ia pun menghampiri penjual ikan di salah satu kios jualan. Sang penjual ikan hnya bisa melongo karena kios kumuhnya di datangi bidadari yang tidak mengenakan pakaian dalam.

“ikannya berapaan bang?” tanya Miranda walaupun ia sungguh malu

“sekilo dua puluh ribu neng, hehe” ujar sang penjual sambil mempelototi payudara gadis itu

Miranda mulai memilih ikan tanpa mempedulikan buah dadanya yang sedikit terlihat karena kemeja putihnya amat transparan.

“neng, kok gak pake daleman?” tanya penjual secara langsung

Miranda merasa malu bercampur bingung karena ia tidakbisa menjawab pertanyaan itu.

“mmm, abis panas sih bang disini” jawabnya dengan seadanya

“oh, sering – sering deh mampir ntar abang kasih diskon, haha” celetuk penjual ikan itu mengoda Miranda

“hehe” jawabnya dengan senyum getir karena sebenarnya ia tidak mau melakukan itu

“beli setengah kilo deh bang” ujar Miranda membeli

“siap neng, duh ngimpi apa gue semalem” gumam penjual dengan girang sambil menimbang ikan

Miranda sangat malu karena terus digoda oleh penjual ikan itu namun ia hanya bisa pasrah karena ia harus menuruti kemauan Rendy

“ini neng, lima ribu” kata penjual itu sambil menyerahkan ikan di kantung kresek

“iya bang” jawabnya

Miranda merogoh saku roknya dan mengambil uang untuk membayar. Sayangnya uang yang ia gunakan adalahuangreceh yang sudah disiapkan Rendy agar ia kesulitan mengambilnya. Gadis itu terus merogoh sakunya sehingga membuat buah dadanya memantul mantul. Sang penjual hanya melongo melihat dua buah dada Miranda berayun di depannya apalagi puting susunya mulai tampak dengan jelas.

“duh, susah amat sih” gerutu gadis itu pura -pura

Sesuai dengan perintah Rendy Miranda harus menggoda penjual walaupun harus membuka roknya yang pendek. Ia merogoh sakunya dengan seolah – olah kesulitan sampai ia berkali – kali menyingkap roknya sehingga isi dalamnya terlihat sekilas oleh penjual. Ia terus merogoh untuk meraih uangnya sambil mengibarkan roknya sehingga vagina dan pinggulnya terlihat di depan sang penjual. Para penjual yang lain ikut – ikutan memperhatikan kelakuan erotis Miranda. Setiap ia merogoh saku pasti mereka berdebar- debar melihat pinggul Miranda yang montok karena rok pendeknya tersingkap saat ia berusaha meraih uang di sakunya.

“ckckckckckck, buset” penjual ikan itu hanya bisa menggelengkan kepala

“nih bang duitnya” ujar Miranda mengeluarkan uang sepuluh ribu

Penjual menerima uang itu dan memberikan kembaliannya sambil bertanya.

“nama neng siapa?” tanya penjual itu

“emmm, Miranda bang” jawabnya tersipu malu

“neng Miranda, lain kali ML sama abang yuk” goda penjual itu

“emmm, hehe” Miranda hanya bisa tersenyum pahit

Ia lalu meninggalkan penjual itu dan segera membeli di kios lain. Semua laki – laki di pasar tak henti –hentinya memandangi Miranda yang seksi, mulai dari penjual hingga tukang becak yang ada di sana.

“suuiiiiiitt suuuuuuuiiiiiiiiitt” goda beberapa orang

Miranda hanya bisa menunduk malu karena pakaiannya begitu menggoda apalagi tadi ia berkali – kali menyingkap roknya sehingga para penghuni pasar makin menggila.

Saat suasana makin memanas ia menjatuhkan uang kembalian dari penjual ikan. Lalu ia membungkuk untuk mengambil uang itu. Roknya yang pendek tidak bisa menutupi bokongnya yang seksi bahkan anus dan vaginanya terlihat dengan jelas karena ia tidak memakai celana dalam.

“wooooooooo,suuuuuuuuuiiiiiiiitt, ssuuuuuuuuuuuuiiiiiiiitttt” semuaorang dipasar malah semakin menyoraki Miranda

Miranda hanya bisa menahan rasa malunya, sesuai perintah ia harus melakukan hal itu bahkan ia terus menjatuhkan uang saat berjalan sehingga semua orang di pasar merasa senang melihat tontonan erotis dari Miranda. Disisi lain ibu –ibu malah mengunjing Miranda karena ia melakukan tindakan yang tidak senonoh.

Kali ini Miranda mendatangi kios penjual buah. Seperti tadi sang penjual tak bisa mengedipkan mata melihat pakaain Miranda yang menggugah selera.

“apelnya berapaan bang?” tanya Miranda

“e..eee..dua puluh ribu sekilo neng” jawab penjual itu

“mmm, mahal amat bang boleh kurang gak” tawar Miranda

“yah itu udah murah neng, lagi gak musim nih” kilah sang penjual

Miranda tidak bisa menawar lagi karena uang yang di berikan Rendy tidak cukup. Ini memang disengaja oleh Rendy agar Miranda mau menggunakan kelebihannya yaitu keseksian sebagai alat menawar.

“mmm, bang gimana kalo tuker sama apel saya” ujar Miranda memberikan tawaran

“hah!, maksudnya gimana neng” penjual itu bingung

“iya, ini tuker sama punya saya” ujarnya sambil menunduk dan memandang dua buah dadanya

“hah!, iya deh neng, kalo sama itu mah abang mau” ujar si penjual apel dengan nafsunya

Miranda tidak punya pilihan lain, karena Rendy dan kawan –kawan memang menyuruhnya melakukan hal itu, disamping uang yang diberikan memang tidak cukup bila tidak menawar harga apel itu. Gadis itu segera menuju meja di dalam kios namun sang penjual menyuruh Miranda berbalik menghadap meja dan ia meremas kedua payudara Miranda dari belakang.

“hahaha, montok juga toket eneng” ujar penjual itu dengan girang sambil terus meremas payudara Miranda

“ughhh, iya bang” ia mengiyakan walaupun sebenarnya ia tidak menyukainya

Pria itu terus meremas dan menikmati setiap kelembutan dan kekenyalan payudara Miranda.

“bang sudah dong, ntar kalo ada orang beli gimana” kata Miranda mengingatkan orang itu

“ah, gak papa abang lagi seneng nih, seharian kayak gini juga abang mau,haha” goda orang itu sambil masih terus meremas payudaranya

“ughhh, jangan bang, nanti malu bang kalo diliat orang” kata Miranda

“hehe, iya deh tapi abang coba ini dulu yah” kata enjual sambil mulai mencubit kedua putting susu Mirada

“uuuuuuummhhhhhhhhhh, Bang jangaaann mmmmhhh” desahnya karena terangsang

“hehe, enak gak cantik” goda pria itu

“mmmmhhhh, enggak bang udah cukuupp mmmmmmmhhh” desah Miranda sambil masih memegang meja kios dan menghentakkan kakinya karena terangsang hebat

Setelah puas menikmati buah dada Miranda sang penjual apel melepaskan dekapannya. Kini ia bisa bernafas lega walaupun payudaranya masih nyeri karena remasan itu.

“hehe, lain kali kesini lagi yah neng, saya juga pengen cobain ini” ujar penjual sambil mengelus pantat Miranda

“aaaaahh, i…iya bang udah dong mana apelnya” pinta Miranda menagih janji

“o…o iya hehe, iya neng” kata penjual sambil mulai menimbang apel

Miranda pun berhasil membeli apel tersebut setengah harga walaupun buah dadanya menjadi imbalan bgi sang penjual. Kini ia harus melanjutkan belanjanya walaupun buah dadanya nyeri dan ia masih memeganginya.

“uuhhhhh sakitt” rintihnya sambil memegangi payudaranya

Sementara Rendy dan kawan – kawan yang mengamati dari dalam mobil menertawkan nasib Miranda.

“hahaha, rasain lo, jadi pecun dah lo sekarang” tukasa Rendy

“haha, iya sob, lo sadis amat, tapi asik sih” sahut teman – teman yang lain

Mereka tampak menikmati penderitaan Miranda yang harus merelakan tubuhnya digarayangi penjual apel tadi.

Kini Miranda melanjutkan untuk membeli sayuran dan masih di sekitar area pasar. Saat ia berjalan ia melihat ada dua orang preman yang sedang menunggu dirinya di kejauhan, ia tahu bahwa preman itu akan mengganggunya saat ia lewat. Ia pun mencari jalan yang lain ke arah penjual sayur. Jalan itu masih ramai sehingga ia menutupi payudaranya supaya tidak tersenggol oleh banyak orang.

“permisi, permisi” kata Miranda saat melewati kerumunan sembari tetap memegangi payudaranya dengan tangan satu

Akhirnya ia sampai di penjual sayur untunglah sang penjual bukanlah orang yang jahat dan iamalah memberikan nasihat.

“neng hati – hati disini banyak orang nakal” ujar orang itu

“i..iya bang” Miranda hanya mengiyakan saja karena sebenarnya ia tidak mau melakukan hal tersebut.

Setelah itu Miranda segera kembali ke mobil karena sudah selesai berbelanja seperti yang diminta Rendy dan kawan – kawan. Namun saat akan kembali ia sudah dicegat lagi oleh salah satu preman yang tadi dari jauh. Ia pun mengambil jalan yang lain lagi walaupun lebih banyak orang yang melintas di jalan tersebut. Masalahnya adalah ia tidak bisa memegangi payudaranya karena ia sedang membawa belanjaan. Sehingga payudaranya terbuka lebar apalagi karena tadi diremas oleh penjual apel membuat buah dada itu mengencang dan membuatnya lebih menonjol karena kemeja Miranda yang ketat. Bahkan puting susunya pun sedikit terlihat karena kemeja Miranda berwarna putih sehingga sedikit transaparan.

Dengan terpaksa ia berjalan menyusuri kerumunan itu walaupun buah dadanya menjadi pemandangan indah bagi para pengunjung pasar. Mereka tidakhanya mencuri – curi pandang pada kedua bah dada gadis itu akan tetapi nafsu birahi mereka seolah memaksa untuk mencolek tubuh Miranda yang seksi.

“uuuuhhhh” rintih Miranda saat menyenggol seseorang saat berpapasan dan itu mengenai payudaranya

“oh maaf neng” kilah orang itu dengan senyum – senyum

Miranda melanjutkan langkahnya kembali namun kemali lagi tangan jahil mencoleknya.

“ooohhhh” pinggulnya di colek

Saat ia menoleh tidak ternyata orang yang di belakang yang akan melewatinya sempat –sempatnya mencolek pinggulnya.

Karena tidak tahan ia kembali memutar ka jalan yang agak sepi namun saat ia barjalan si preman itu masih menunggu dirinya dari jauh.

“oh, orang itu” gumamnya dalam hati

Karena tidak memiliki pilihan lain ia tetap berjalan menuju kearah preman tersebut. Ia sedikit cemas karena bisa saja preman itu menggodanya. Ternyata benar preman itu berdiri untuk menghalangi jalan Miranda. Preman itu membelai janggutnya sambil memandangi tubuh gadis itu dengan penuh nafsu.

“sendirian neng, ayo bang temenin” goda preman itu

Miranda menghentikan langkahnya karena tahu bahwa preman itu akan meng apa –apakan dirinya. Belum sempat berbalik pundaknya sudah dipegangi oleh teman preman yang di depannya.

“hehe, mau kemana neng” goda preman itu sambil memegang lengan Miranda

“lepasiiiin, tolooooongg” teriak Miranda

Dengan sigap preman yang di depan Miranda mendekat sambil menodongkan pisau ke leher Miranda.

“heh diem lo” ancam preman itu

Miranda hanya bisa bungkam karena pisau tersebut siap menyayat lehernya.

“hehe, ayo kita bawa kesana” ujar preman yang di belakang

Mereka berdua memegangi kedua lengan Miranda dan membewanya kesuatu tempat.

Orang – orang di pasar yang mengetahui hal itu tidak bisa berbuat apa – apa karena tidak berani melawan preman tersebut.

“hehe, ayo ikut aja, ntar pasti enak” rayu si preman sambil membawa Miranda

Mereka sampai di sudut pasar yang agak sepi lalu mereka mendorong tubuh Miranda ke tembok sehingga belanjaannya jatuh.

“aaaaaaahhh, enggak bang jangaan” rinithnya sambil menutup payudaranya dengan tangan dan memegangi roknya yang pendek.

“hehe, dari tadi lo muter – muter pasar gak pake daleman lagi, lo sengaja godain kita kan” kata salah satu preman itu sambil mendekati Miranda

Sementara preman yang satunya berjaga – jaga agar tidak ada orang yang lewat.

“enggak bang, saya cuma di suruh” kilahnya

“diem!, gue mau nyicipin bodi lo” katanya sambil mendekat ke arah Miranda dengan tampang mupeng

“enggak bang, uhhhhh” rintihnya sambil memalingkan wajah karena preman itu terus mendekatkan wajahnya kearahnya

Preman itu langsung memegang dagu Miranda dan mulai menyambar bibir indah gadis itu.

“mmmmmmmmhhhhhhhhhhh” suara rintihan Miranda

“ccuuuuupppp cruuuuuuupp” suara cumbuan mereka

“hummmm cruuuuuuuupp cruuuuuupp” preman itu menikmatinya

“mmmmmhh, aaaaaah aaaaahh” miranda menghela nafas setelah ciuman selesai

“hehe, santai saja manis, kamu gak bakal kita apa –apain kok, siap nama kamu?”tanya preman itu

“mmm, enggak bang lepasin” Miranda menolak

Preman itu melihat tanda pengenal Miranda sehingga ia tahu namanya.

“hehe, nama lo bagus kayak orangnya, cakep” sanjung preman itu

Setelah itu ia melanjutkan aksinya dengan meremas –remas payudara Miranda.

“aaaaaahhh, jangan baaaaangg” pekik Miranda

“hehe, toket lo montok Miranda” kata preman terus meremas payudaranya

“uuuuhhhh, jangan baaaaaaang” rintih Miranda

Miranda hanya bisa mendorong –dorong orang tersebut namun ia tidak punya daya.

Preman itu kini mulai membuka kancing kemeja Miranda satu persatu hingga terbukalah bajunya dan bua dada indah berada di hadapannya.

“hawahaha, ini baru oke” katanya dengan girang.

Preman itu pun langsung menikmati kekenyalan payudara Miranda dengan telapak tangan yang kasar.

“aaaaaaaaahh, baaaaang lepasiiiiiiiiinn, uhuhuhu” pekiknya sambil mulai menangis karena tangan preman itu begitu kasar

Preman itu tidak menghiraukannya dan malah melahap payudaranya dan putting susunya dengan rakusnya.

“hmmmm sluuuuuuurrrppp” suara hisapan preman itu

“mmmmmmmh, baaanngg mmmmmmh” desah Miranda

“haha, baru kali ini gue nyobain toket kayak gini” gumam preman itu

“uuuhhhhhhhh, jangaaann baaanngg, mmmmhhh” rintihnya lagi

Setelah itu preman itu memutar posisinya, ia sekarang yang bersandar pada tembok tapi masih terus mencumbu Miranda.

“cruuuuupppp sruuuppppp” suara cumbuan itu

“mmmmmmmhhhhhh, mmmmmmmhh” desah Miranda

Ia berusaha melepaskan dekapan namun preman yang satunya sudah berdiri dibelakangnya dan meletakkan telepak tangan kasarnya tepat di pinggul Miranda.

“hehe mau kemana sayang, bokong lo mulus banget” godanya sambil mengelus pinggul semok gadis itu

“mmmmmhhhhh, jangan bangggg” pekiknya

Preman yang di belakang terus menggerayangi pinggul Miranda sementara yang preman dibelakang meremas payudaranya.

“aaaaaaaahh, jangan bang lepasin saya” rengek Miranda yang terus berusaha dicumbu oleh preman di depannya

Preman yang di belakang juga mencoba mencumbu Miranda dari arah belakang.

Setelah itu mereka bergantian, yang belakang mulai meremas dada Miranda dan yang satunya mengelus pinggul Miranda.

“uuuuuummmmmmmhhhh, baaaangg, hentikaaaann uummmhhh” desah gadis itu

Kini kedua preman itu terus menggerayangi payudara dan pinggul Miranda hingga yang di depan mulai menjamah selangkangannya sementara yang di belakang mulai memilin putting susunya.

“mmmmmhhhhh, mmmmmmhh” desahnya karena telapak tangan kasar kedua preman itu menyerang bagian sensitifnya

Tangan preman yang di depan menelusuri sisi selangkangan Miranda bagaikan ular yang melintasi rerumputan hingga sampai pada vaginanya.

“aaaaaaaaahh, baaaaaanng hentikaaaaaaan” pekiknya

Kini tangan preman yang di depan terus menggesek vagina Miranda dengan perlahan. Sementara preman yang di belakang masih mencubit puting susunya sambil memegang dagunya berharap bisa mencumbu bibir indahnya.

“uuuuuuuhhmm mmmmmmmmmmmhhh” desahnya karena preman yang dibelakang berhasil meraih cumbuan

“cruuuupppp cruuuuuuupp” suara cumbuannya

“mmmmmmhhh uuuuummmmhh” desahnya karena vaginanya terus digesek oleh telapak tangan kasar preman itu.

Kedua preman itu terus mengeksploitasi bagian kewanitaan Miranda hingga kakinya menggelinjang karena terangsang hebat.

“aaammmmmmmmmhhhhh, uuuumhhhhhhhhhh” desahnya sambil menghentakkan kaki dan memejamkan mata

“haha, meki kamu makin basah saja sayang” goda sang preman

Cairan orgasme Miranda membanjiri selangkangan bahkan tangan preman itu juga sangat basah karena aliran cairan itu. Miranda tak kuat menahan rangsangan yang diberikan para preman itu apalagi tangan mereka mulai menyentuh klitorisnya

“uuuuuuummmmmmmhh aaaaaaaaaahh, hantikaaaann aaaaaaaaaaahh” desahnya sambil terus menggelinjang

Akhirnya preman yang di depannya mengangkat salah satu kaki Miranda dan mencoba untuk memasukkan penisnya.

“enggak baaaaangg jangaaann” pekik gadis itu

“hehe, diem! Lo pasti pengen kan” kata preman itu

“aaaaaaaaaaaaaaahh, enggaaaakk baaaaaanng” teriak Miranda karena vaginanya dimasuki penis preman di depannya

“hehe, gue ikutan dong bos” preman yang dibalakang juga ikut mengeluarkan batang kemaluannya

Preman yang di belakang akan memasukkan penisnya kedalam anus Miranda.

“jangaaaaaaann, hentikaaaaaaaaann aaaaaaaaaaahh” pekik Miranda karena akan disetubuhi dari depan dan belakang

Preman yang di depan mengangkat kedua kaki Miranda dengan di bantu yang dibelakang agar lebih mudah menyetubuhinya. Anus Miranda siap untuk di masuki penis preman yang dibelakang.

“aaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaahhhh” rintih gadis itu antara merasa sakit dan terangsang

“hahaha, mantap bener nih cewek” ujar mereka


“hahaha, meki abg emang beda ama pecun” ujarnya kegirangan

Preman itu terus mengerakakan pinggul mereka untuk menyodok vagina dan anus Miranda. Mereka melakukannya dengan penuh birahi.

“aaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaahh hentikaaannn aaaaaaaaaaaaahh” teriak Miranda sambil mendesah

Ia disetubuhi dengan posisi berdiri dan kakinya diangakat oleh kedua preman tersebut.

Setelah beberapa lama akhirnya mereka puas dan mengeluarkan cairan spermanya di dalam vagina dan anus gadis itu.

“uuugghhhhhhhhh” desah mereka

“aaaaaaaaaaaahh, jangaaaaaaaaaaaaann” teriaknya

“croooooooottttttt” sperma menyembur ke dalam

“uuuuuuuhhh” desahnya

Setelah puas menikmati hubungan seks dengan Miranda, mereka mencampakan Miranda begitu saja dengan keadaan duduk terseok dan bersandar pada tembok. Nafasnya tersengel – sengal karena di setubuhi dari depan dan belakang.

“haha, baru kali ini gue kimpoi seenak ini” ujar mereka berdua

“yoi bos” sahut temannya

Penis mereka masih berlumur sperma dan cairan orgasme sehingga mereka ingin membersihkannya.

“heh, pecun bersihin kontol gue” perintah sang preman

Miranda enggan melakukannya, menatapnya saja membuatnya jijik. Ia hanya menggelengkan kepala sambil menutup mulut dengan telapak tangannya sembari masih meneteskan air mata.

“ayo, buruan!” paksa mereka sambil terus menampar –nampar pelan wajah ayu gadis itu

Walaupun perasaan jijik melanda dirinya ia terpaksa melakukan hal kotor tersebut. Setiap inchi demi inchi batang kemaluan preman itu di sapu oleh jilatan lidahnya.

Sementara itu Rendy dan kawan –kawan masih menunggu di mobil.

“eh, tuh cewek kok masih belum balik juga ya?” kata Erick

“iya, harusnya udah selesai tuh” Gilang menimpali

“brengsek, jangan –jangan kabur tuh cewek” ujar Rendy berburuk sangka

“udah ayo kita cari dulu” ajak Erick
“ayo ayo” mereka mengiyakan

Mereka segera keluar dari mobil untuk mencari Miranda di dalam pasar. Mereka berlima berpencar untuk mencari gadis malang itu. Sampai Erick menemukan Miranda dalam keadaan duduk lemas di sudut pasar.

“hah!, Miranda” Erick tertegun

Dengan cepat ia langsung menghampiri gadis yang masih lemah lunglai tersebut.

“Mir, lo kenapa?” tanya Erick menunjukkan rasa iba

Miranda hanya bisa lemas dan tak henti – hentinya berisak tangis.

Erick lalu mengambil handphone untuk memanggil temannya. Hingga mereka semua berdatangan. Mereka semua terkejut melihat keadaan gadis itu dan masih merasa kasihan walaupun mereka adalah musuhnya.

“lo kenapa Mir, ayo jawab” tanya Gilang

Miranda mulai menjelaskan bahwa dirinya di perkosa oleh preman di pasar itu.

“yah, berabe nih, lo sih sob pake acara ginian” Gilang menyalahkan Rendy

“eh, lo kok nyalahin gue!” Rendy tidak mau disalahkan

“udah – udah ayo kita anterin pulang aja” ajak Erick

Mereka pun membawa gadis itu kembali ke mobil dan mengantarkannya pulang.

“Miranda, gue gak peduli lo habis di apain, yang jelas hari senin lo harus tetep ngejalanin tugas lo” kata Rendy mengingatkan

Semua anak hanya bisa diam karena tidak berani melawan perintah bos geng itu termasuk Miranda sendiri yang memang sudah tidak berdaya.




Hari Senin adalah awal yang baru bagi tugas Miranda sebagai budak nafsu Rendy dan kawan -kawan. Hari itu ia mengenakan seragam putih abu – abunya dengan kemeja putih ketat dan rok pendek di atas lutut seperti biasa. Saat tiba di kelas dan duduk di bangkunya Rendy menyambutnya.

“gimana lo udah siap hari ini” tanya Rendy

Sejenak ia terdiam karena sebetulnya ia tidak mau melakukan perintah Rendy.

“ayo jawab!” kata Rendy dengan ketus

“umhhh” ujarnya sambil mengangguk tanda ia masih berat hati

“bagus kalo begitu” ujar Rendy menganggap ia telah setuju

Langsung saja ia menarik tangan Miranda dan membawanya ke belakang bangkunya di pojok ruang kelas.

“aaaaaaaaaaaahh” pekiknya

“hehe, hari ini kita akan party” ujarnya sambil menatap ke wajah Miranda dengan nafsu

Miranda hanya memalingkan muka karena kepala Rendy seperti hendak mencumbunya.

Dengan buas Rendy memasukkan tangannya ke dalam rok abu –abu Miranda yang pendek dan masuk ke dalam celana dalamnya sambil mengobok – obok vagina gadis itu.

“uuuuummmmmmmhhhh, Rendy hentikaaaan,,mmmmmmmmhh” desahnya

Miranda berusaha memegangi tangan Rendy yang liar menerjang vaginanya namun payudarnya juga diincar. Rendy meremas –remas buah dada kenyal Miranda.

“hehe, sebelum itu lo harus sange dulu” ujar Rendy

“uuuuuummmmmhh, mmmmmhhh” desah Miranda tak henti henti

Mendengar desahan itu membuat Rendy makin bernafsu dan langsung menyambar bibir Indah Miranda.

“hmmm, cruuuuuuppp cruuuuuupppp” cumbu Rendy

“mmmmmmmmhhhh, mmmhhhhhh” rintih gadis itu

Setelah cukup lama di rangsang oleh Rendy akhirnya vagina Miranda mulai basah hingga membanjiri celana dalamnya. Miranda mulai bernafas terengah - engah.

“ sekarang, buka baju lo!” suruh Rendy

Miranda tidak menyangka bahwa pagi itu sudah harus melayani mereka.

“Rendy, jangan uhuhu” pinta Miranda dengan merengek

“oh jadi gitu, lo mau ngelawan lagi?” kata Rendy dengan nada mengancam

“mmm, enggak Ren, tapi….” ujarnya masih memohon

“udah cepet buka baju lo!” bentak Rendy

Miranda dengan terpaksa harus menuruti kata – kata Rendy karena bisa berakibat fatal bila ia tidak menurutinya. Kini ia melepaskan bajunya di mulai dari dasi abu –abunya lalu satu persatu kancing bajunya dan menanggalkan kemeja putihnya, lalu ia membuka kancing roknya di belakang dan menjatuhkan rok abu – abunya perlahan. Kini hanya bra dan celana dalamnya yang masih tersisa.

“lepasin daleman lo sekalian!” perintah Rendy lagi

“Uh!” gumam gadis itu

“kenapa Miranda? Lo keberatan?” tanya Rendy

“engg…enggak” jawabnya dengan terpaksa

Perlahan ia mulai membuka kancing branya dan melepaskannya sehingga buah dadanya yang bagaikan buah mangga ranum itu terlihat dengan jelas. Semua anak di kelas mempelototi payudara Miranda itu. Dengan sigap ia menutupi buah dadanya karena malu menjadi tontonan anak satu kelas.

“ayo cepat lepasin kancut lo!” suruh Rendy

Perlahan Miranda melorotkan celana dalamnya sambil menundukaan badan dan melepaskannya dari setiap langkah kakinya. Kini tubuh gadis itu tidak tertutupi pakaian sehelaipun, hanya kaos kaki panjang menutup betis serta sepatu ketsnya yang masih tertanggal. Dengan wajah memerah ia menutupi peyudara dan vaginanya karena tatapan teman – teman sekelasnya mulai liar.

“lepasin tangan lo!” bentak Rendy

“ugghhhh” rintihnya

Dengan terpaksa ia melepaskan kedua tangan yang menutupi bagian kewabitaannya itu. Kini ia hanya duduk dengan posisi sigap dihadapan kelima belas teman sekelasnya yang memandangi payudara dan vaginanya. Ia sungguh malu dan hanya bisa menundukkan wajah sambil memejamkan mata. Rendy memegang untaian rambut panjang Miranda dan menariknya kebelakang agar Miranda tidak menunduk.

“hehe, lo gak usah malu” goda Rendy

“uuugghhhhh” rinithnya

Semua anak di kelas mecoba mengabadikan momen indah tersebut sehingga setiap lampu blitz jepretan kamera menculik setiap lekuktubuh Miranda terutama bagian payudara dan vagina. Belum lagi Rendy menyuruhnya membalikkan badan sehingga membuat pinggulnya yang berisi terlihat jelas dihadapan anak lainnya. Setelah itu ia mendorong tubuh Miranda ke tembok.

“huh!” ujar Rendy saat mendorong tubuh Miranda ke tembok

“uh!” rintihnya saat menyentuh tembok

“oke lo nungging sekarang” suruh Rendy

Perlahan Miranda membungkuk dengan berpegangan tembok dan memposisikan tubuhnya sembilan puluh derajat ke belakang.

“hehe, siapa yang mau kimpoi duluan” kata Rendy menawarkan tubuh Miranda sambil mengelus pinggulnya

“uuuuughhhh” rintih gadis itu karena ia harus berhubungan sex dengan semua anak sekelasnya

“gue, gue, gue duluan” semuanya berebutan karena sudah tidak tahan

Mereka pun berunding siapa duluan yang akan menyetubuhi Miranda, dan siapayang selanjutnya. Mereka berunding cukup lama sehingga membuat Miranda khawatir bila Pak Guru akan memasuki kelas.

“udah buruan!, ntar Pak Guru datang” ujarnya sambil menoleh kebelakang masih dengan posisi menungging menghadap tembok

“iya bener juga, kalo gitu gue duluan” ujar Rendy

“yah, bos lagi bos lagi” anak yang lain kecewa

“hehe, tenang aja, hari ini semua bakal kebagian” ujarnya

Mereka pun berhenti protes dan menyilahkan sang ketua geng berhubungan intim duluan. Langsung saja Rend menerkam tubuh Miranda dan memeremas payudaranya.

“hehe, bilang aja kalo lo gak sabar pengen ML kan” goda Rendy

“ughhhh” rintih gadis itu saat tangan Rendy menjamah tubuhnya

Saat Miranda dalam posisi menungging, Rendy langsung menancapkan batang kemaluannya ke lubang vagina gadis itu.

“ummmmhhh aaaaaaaaaaaaaaa” pekiknya

“haha, sayang meki lo udah di nikmatin preman pasar kemarin” ujar Rendy membuka luka lama

Miranda mulai meneteskan air mata karena ia ingat saat diperkosa di pasar sabtu kemarin.

“ugggghh, uuuhhh” desah Rendy sambil menggerakan pinggulnya untuk menggesekkan batang kemaluannya

“aaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaahh” pekik Miranda menahan hujaman di vaginanya

Setelah itu Rendy membalik posisi Miranda menjadi berhadap – hadapan satu sama lain. Rendy mengangkat salah satu kaki Miranda dan mulai menghujam kan penisnya kembali.

“aaaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaaahh” desah Miranda sambil memeluk tubuh Rendy agar tidak jatuh

“hehe, enak mana kontol gue ama preman kemarin” tanya Rendy menggodanya

“aaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaahh” Miranda tak menjawab dan hanya bisa menahan hujaman di vaginanya

Saat masih dalam keadaan berhubungan intim Rendy sempat mencumbu bibir Miranda.

“uuuummhhhhh,, aaaaaaahh cruuuuuppp mmmmmmhhh” suara ciuman mereka

Di sela – sela persetubuhan mereka bel tanda pelajaran pun berbunyi.

“bos, udah masuk nih” ujar Erick mengingatkan

Rendy tidak mempedulikan dan masih terus menikmati persetubuhannya.

“aaaaaaaaaaahh,aaaaaaaaaaahh, Rendy buruan, nanti pak guru keburu datang” pinta Miranda sambil mendesah

“hmmmm, biarin gue masih belum keluar, sob lo jagain pintu jaga di pintu” suruh Rendy

Teman –teman yang lain berjaga di pintu.

Sementara Rendy masih asyik menikmati persetubuhannya.

“ugghhhh, uugghhh” desah Rendy saat menghujamkan batang kemaluannya

“Rendy…plissss, hentikan” rengaknya

“ah, bawel amat si lo” kata Rendy

Ia pun mulai membalik tubuhnya ke belakang dan menghadapkan tubuh Miranda ke depan kelas. Ia mengangkat salah satu kaki Miranda dan memasukkan penisnya lagi sambil meremas dada Miranda.

“aaaaaaaahh, aaaaaaaaaahhaaaaaaaaaahh Rendy hetikaaaaann” pekiknya

“haha, biar sekalian Pak Guru lihat” ujar Rendy

Saat di setubuhi payudara Miranda memantul mantul dari bawah ke atas sehingga menjadi tontonan menarik bagi teman – teman sekelas.

“sob , sob Pak Guru datang!” ujar Erick

Miranda pun mulai cemas karena Rendy tak kunjung menyelesaikan persetubuhannya.

“Rendy, buruan uhuhuhuh” pintanya seraya menangis

Rendy tak menghiraukan dan masih terus mensetubuhi Miranda.

“Rendy pliiiiiiiiissssss, aahahhahahah” tangisnya dengan keras

“uggghhhhh, berisik” kata Rendy

Ia pun mulai mengeluarkan spermanya di dalam vagina Miranda.

“crooooooooooottttt” sperma menghujam vagina Miranda

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh” teriak gadis itu

Setelah itu Rendy mendorong tubuh Miranda hingga jatuh ke lantai sambil kembali ke mejanya. Miranda segera cepat –cepat kembali ketempat duduknya dan memakai kemejanya dan rok abu – abunya kembali. Saat Pak Guru memasuki kelas ia masih mengancingkan bajunya beliaupun hanya bisa memaklumi.

“ckckckck” gumam Pak Guru sambil menggelengkan kepala

Miranda hanya bisa tertunduk malu sambil terus mengncingkan bajunya dan memakai dasi nya kembali. Sementara pakaian dalamnya ia masukkan ke dalam tas. Sperma Rendy yang mengisi vaginanya tadi mengalir keluar dan menetes ke bangkunya.

“inget, itu tadi cuma permulaan” kata Rendy

Hubungan seks dengan Rendy tadi hanyalah awal dari hari tersebut karena ke lima belas siswa sekelasnya nanti juga akan melakukan hal yang sama.

Miranda kembali mengikuti pelajaran seperti biasa, semua murid memperhatikan Pak Guru yang menerangkan pelajaran. Saat pelajaran Pak Guru membuat soal di papan tulis dan menyuruh muridnya untuk menjawab soal tersebut.

“ayo anak – anak jawab soal ini” suruh Pak Guru

Semuanya diam saja karena tidak bisa mengerjakan soal yang di berikan pak guru tersebut. Pak Guru yakin pasti Miranda bisa menjawabnya sehingga beliau menunjuknya.

“Miranda tolong kerjakan soal di papan tulis” pinta Pak Guru

Ia segera maju ke depan dengan percaya diri, karena ia cukup pandai dalam mengerjakan soal mata pelajaran.

Ia pun melangkah maju ke depan namun tiba – tiba roknya melorot, ia lupa mengancingkannya karena tadi terburu – buru dan lebih fokus pada kancing kemejanya.

“hahahahahah” sejenak ruang kelas di penuhi tawa riuh para siswa

“uhhhhhhhh” gerutu Miranda sambil membetulkan roknya kembali.

Ia sungguh malu karena ia telanjang bawah karena tidak memakai celana dalam apalagi ia telanjang di depan guru dan anak –anak sekelas.

“diaaaam kalian!” bentak Pak Guru

Semua anak terdiam karena bentak Pak Guru yang mencoba melindungi Miranda.

“Miranda sudah tidak apa – apa, kamu maju dan kerjakan saja soalnya” perintah beliau

“baik Pak” jawabnya dengan wajah muram

Ia kembali maju ke papan tulis dengan langkah perlahan. Saat ia mengerjakan soal tersebut Pak Guru terus memandang paha hingga pinggul Miranda karena ia sempat melihatnya tanpa mengenakan rok. Ketika Miranda selesai Pak Guru masih terbengong.

“sudah Pak” ujar Miranda

Namun Pak Guru masih melamun dengan pikiran kotornya

“ngelamunin Miranda ya Pak, hahaha” goda salah satu anak

“ah, i…iya oh” Pak Guru tampak kebingungan

“hahahaha” semua anak tertawa lagi

Miranda hanya bisa menundukkan wajahnya karena dipermalukan oleh teman – temannya.

“baik kamu boleh duduk” Pak Guru menyilahkan

Pelajaran pun berlalu dan kini saatnya jam istirahat. Saat itulah semua anak mengerumuninya dan meminta jatah sex party dari Miranda.

“ayo buka baju lo” paksa mereka

“eng..enggak gue mohon jangan lepasin baju gue” pintanya

“ah, banyak omong lo” mereka tidak sabar

“i..iya, tapi roknya aja ya” tawarnya

“hmm, iya ayo cepet” paksa mereka

Akhirnya ia pun melepaskan roknya kembali.

“sekarang lo nungging di meja” suruh Rendy

“mmhh” rintihnya saat ia memegangi meja dan menunjukkan pinggul indahnya

“siapa nih yang duluan” ujar Rendy

“gue aja bos” kata Erick menawarkan diri

Dengan cepat ia memposisikan dirinya untuk menyetubuhi Miranda.

“ayo manis cobain kontol gue, ughhh” katanya sambil menghujamkan batang kemaluannya

“aaaaaaaaaaaaaaahh” pekik Miranda

Perlahan Erick menggesekkan penisnya di dalam vagina gadis itu.

“ughhh, mantap!” ujarnya menikmati

“aaaaaaaaahh, ooooooohhhh” desah Miranda

“hahahaha, ayo ayo” semua anak menyoraki perilaku kotor tersebut

“hehe, dari kemarin si bos aja yang nyobain, ughh” gumam Erik

“aaaaaaaahhh, ooooooohhhhh, oooooohhhh” desahnya seirama dengan gesekan penis di vaginanya

“loh kayaknya menikmati juga Miranda” Rendy menggodanya

“mmhhhh, enggak aaaaaaahhh” jawabnya sambil menggelengkan kepala dan mendesah

Beberapa saat Erik mencabut penisnya dan duduk di bangku sambil menarik pinggul Miranda dan menyetubuhinya dalam posisi duduk.

“kayaknya kalo gini lebih enak” katanya sambil menepatkan penisnya di vagina

“aaaaaaaaaaahhhh, aaaaaaaaaahh” pekiknya karena penis Erik menhujam vaginanya dengan keras

“hahaha, mantap benar” ia kegirangan

“aaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaahhhh, hentikaannn aaaaaaaaaaaaaaahh” Miranda tidak kuat menahan hujaman tersebut

Erik pun makin girang dan terus menghujamkan batang kemaluannya hingga mencapai ejakulasi.

“aaaaaaaaaaah, jangaaaaaaaaaann” pekiknya karena gesekan makin cepat

“uuuuuhhhh,uuuuhhhh” Erik mencoba berejakulasi

“aaaaaaaaaaaahh,jangaaaaaann lepasiiiinnn” teriaknya tanpa henti

Tak berapa lama sperma menyembur di vagina Miranda.

“fuuuuhh, gile bener” kata Erik yang masih payah

“oke sekarang giliran gue” Gilang mengambil giliran

Miranda masih duduk dengan nafas terengah –engah.

Gilang manegangkatnya kembali dan memangkunya dengan posisi berhadap hadapan. Ia memasukkan batang kemaluannya bukan di vagina melainkan anusnya.

“meki lo udah penuh, sekarang giliran ini” katanya sambil menghujamka penis

“aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahh hentikaaaaaaaaaaann” teriaknya karena kesakitan

“wuuuuuu” semuanya malah terpana

Jam istirahat pun kembali usai dan kini mereka kembali memulai pelajaran, sementara sperma Erik dan Gilang masih mengalir dari lubang kewanitaan Miranda saat ia duduk.

“uhuhuhuhu” ia mulai menangis meratapi nasibnya

Setelah Jam palajaran usai semua anak bersiap untuk pulang namun tidak untuk Miranda, karena ia harus melayani 12 anak yang ada dikelasnya. Semua anak segera mengerumuni bangkunya dan tidak sabar untuk menyetubuhi gadis itu.

Sore harinya semua anak keluar dari kelas dengan perasaaan puas namun masih ada yang tertinggal yaitu Miranda yang masih terkapar diatas meja karena disetubuhi secara baramai – ramai oleh siswa lainnya.tubuhnya berlumur sperma dan pakaiaannya berserakan di lantai.

Keesokan harinya ia masih mendapatkan tugas lagi yaitu Blowjob day. Ia harus melayani teman – teman satu kelas dengan cara mengulum penis mereka satu persatu. Di mulai dari Rendy yang sudah mengeluarkan batang kemaluannya di pagi itu.

“ayo sini Miranda, entotin kotol gue” suruh Rendy

Miranda pun menaruh tasnya di meja dan segera memposisikan dirinya untk duduk di depan Rendy. Perlahan ia mulai memasukkan penis itu ke mulutnya dan ia menghisapnya secara perlahan.

“uummmmppphh mmmmpphh” suara kulumannya

“oohhhh, Miranda bagus, ohhh” Rendy menikmati kuluman Miranda

Setelah beberapa penisnya ditarik kembali dan ia lepaskan cairan sperma ke wajah Miranda.

“croooooooottttt” cairan kental menghujani wajah ayu Miranda

Hari itu semua anak mendapat jatah kuluman dari Miranda satu persatu. Setiap selesai mereka bergantian tempat duduk agar dapatsebangku dengan Miranda dan memperoleh pelayanan darinya.

Keesokan harinya adalah hari Rabu yaitu Sex Toy day. Miranda harus menggunakan alat sex untuk memuaskan birahi Rendy dan kawan kawannya. Saat Miranda duduk di bangku Rendy mengeluarkan suatu alat dari tasnya.

“hehe, hari ini gue mau lo pake ini” katanya sambil menodongkan vibrator

“ahh, apa itu!” tanyanya dengan terkejut

“ayo, selipin ini di meki lo” suruh Rendy

“Ren, gue mohon, gue gak bisa pake begituan” rengeknya

“udah lo ntar pasti ketagihan” kata Rendy

“enggak Ren, gue mohon plisss” pintanya lagi

“ah banyak omong lo” bentaknya

Langsung saja ia membuka selangkangan Miranda dan menyingkap rok abu –abunya. Ia buka sedikit celana dalamnya dan ia masukkan vibrator itu di lubang vagina Miranda.

“aaaaaaammmhhhh, Rendy gue mohon” rengeknya

“hehe, udah pas” katanya

Miranda merasa tidak nyaman karna ada sebuah benda lentur masuk di tengah – tengah vaginanya.

“ooooh” rinith gadis itu

“oke, hari ini gue punya permainan, dengerin!” Redny memberikan instruksi

Miranda hanya bisa pasrah menerima ajakan permainan Rendy yang membuatnya resah.

“jadi permainanya, lo harus cari dari semua orang di kelas, siapa yang pegang remot vibrator ini, ngerti!” kata Rendy

Miranda hanya mengangguk karena ia tidak bisa berbuat apa – apa.

“vibrator ini punya lima level, lo harus panggil tiga anak setiap satu level, kalo salah semua, guncangan vibrator bakal terus naik kelevel lima” kata Rendy

“mmmhhhhh” Miranda hanya bisa merintih

“sekarang vibrator masih belum nyala, tapi setelah Pak Guru datang, lo harus cari tahu siapa yang pegang remot dan sebutin nama mereka” kata Rendy

“oh… tapi kalo gue diem aja?” tanya Miranda

“hehe, lima belas menit setelah Pak Guru datang lo harus panggil orang yang pegang remot, kalo enggak vibrator ini bakal langsung ke naik ke level lima” katanya

“apa!, enggak…” keluh Miranda

“gimana Miranda, lo siap?” tanya Rendy

“enggak Ren, gue gak bisa ikutin permainan ini” pintanya

“mau gak mau lo harus ngelakuin ini, setelah Pak Guru datang segera cari dan sebutin nama anak yang pegang vibrator” ujarnya menutup instruksinya

Tak lama kemudian Pak Guru pun datang ke kelas dan memulai pelajaran.

“oke Miranda, waktu lo cuma lima belas menit, cari orang yang pegang remot” katanya mengingatkan

Saat itulah Miranda harus memandangi setiap anak di kelasnya dan mencari tahu siapa yang memegang remot vibratornya.

“mmmhhhh, siapa ya” gumamnya dalam hati

“ayo Miranda ini sudah sepuluh menit” Rendy mengingatkan lagi

Karena ada tiga kesempatan ia mencoba memanggil nama salah satu anak dikelasnya.

“Andre!” panggilnya

Anak yang di panggil pun menoleh dan tersenyum sambil menggelengkan kepala.

“uuuuhhhhhh” keluhnya dalam hati

Ia sungguh cemas dan dikejar waktu karena bila ia tidak segera menemukan maka, vibartor itu akan menghujam vaginanya langsung ke level lima.

“Deni!” panggilnya lagi

Kali ini juga bukan lalu siapa yang memegang vibratornya.

“uuhhhhh, tinggal satu nih” gumamnya

“ayo Miranda waktu lo kurang satu menit lagi” Rendy membuatnya gugup

“Ren gue mohon gue gak bisa ngelakuin ini” rengeknya lagi

“ayo cepat kurang bentar nih, gue itung sepuluh detik” kata Rendy mengganggunya

“mmmmhhh, jangan, siapa, siapa?” gumamnya dalam hati

Ia pun melihat salah satu anak dengan saku yang agak tebal dan ia yakin dialah yang membawa remotnya.

“Angga!” panggilnya

Ia hanya bisa berharap bahwa pilihannya itu benar namun sesuatu mulai menggelitik vaginanya dengan perlahan.

“uuuuuuuuummmmmmmmhhhh, nggak mungkin” rintihnya tidak percaya bahwa ia slah

Angga yang dipanggilnya pun mengeluarkan benda disakunya yang ternyata adalah ponsel.

“hehe, gimana asik gak?” goda Rendy

“mmmmhhhhh, Rendy gue mohon, hentikan, mmmhhhh” rengeknya sambil mendesah

“haha, kesempatan lo hilang satu karena gue gak bawa remotnya” ujarnya menggoda lagi

“mmmhhhh, bukan…. gue mohon hentikan permainan ini” ia terus memohon

“udah nikmatin aja, waktu lo cuma sepuluh menit, kali ini kalo gak bakal sampe level lima” ujarnya

“mmmhhhhhh, mmhhhhh” rintihnya

Ia tidak lagi bisa berfikir jernih dan tidak bisa memperhatikan pelajaran dari Pak Guru. Ia terus merapatkan kedua kakinya berharap bisa menahan rangsangan dari getaran vibrator itu namun vibrator ia tidak bisa menahannya. Satu – satunya jalan ia harus menemukan orang yang memegang remot, kalau tidak vibrator itu akan mengguncang vaginanya lima kali lipat lebih kuat. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya getaran level lima, karena level satu saja ia sudah tidak tahan. Ia pun segera memanggil anak yang selanutnya namun ia vibrator itu takkunjung berhenti.

“ayo Miranda, gue itung sepuluh kali lagi” Rendy malah mendesaknya

“mmmmhhhhh, mmmmmmmhhhhh” desahnya tiada henti

Ia kembali menyebut nama anak yang lain namun bukannya berhenti malah getaran itu makin kuat di vaginanya. Kelihatannya getaran meningkat ke level dua sehingga ia tidak bisa menahan lagi.

“mmmmmmmhhhhhh, aaaaaaaaaah” pekiknya karena tidak kuat menahan rangsangan

Semua anak menoleh kepadanya karena ia berteriak di tengah pelajaran.

“kamu kenapa Miranda?” tanya Pak Guru heran

“mmhhhhh, enggak Pak” jawabnya sambil tersipu malu

Semua anak tersenyum jahat karena rencana mereka telah berhasil. Sementara Miranda terus menahan getaran itu. Kakinya mula bergelenjotan dan ia menekan vaginanya dengan tangannya berharap menahan rangsangan itu.

“oke, Miranda waktu lo cuma lima menit” Rendy mengingatkan lagi

“apa!, kenapa cuma segitu, mmmmmhhhhhh?” tanyanya

“semakin berkurang anak yang lo cari semakin berkurang waktunya, adil kan, hehe” ledeknya

“mmmmmhhhhh, mmmmmmmhhh” ia terus mendesah

Miranda tidak bisa berbuat apa – apa karena getaran vibrator itu membuatnya semakin blank. Ia pun hanya bisa asal menebak anak yang memegang remot vibratornya. Dua anak sudah ia panggil namun vibrator tak kunjung berhenti, bahkan di saat seperti itu Pak Guru menyuruhnya mengerjakan soal di papan tulis.

“Miranda tolong kerjakan soal di papan” suruh Pak Guru

“mmmhhhhhh, saya tidak bisa Pak, mmhhhhh yang lain saja” jawabnya

“ayo Miranda, saya yakin hanya kamu yang bisa menjawab” Pak Guru terus mendesaknya

Akhirnya ia pun terpaksa maju untuk menjawab soal tersebut walaupun ia hanya bisa berjalan dengan langkah gemetaran. Ia maju perlahan –lahan karena rangsangan hebat di vaginanya. Saat ia hampir di depan ia melihat salah seorang anak memasukkan tangannya di saku.

“ jangan – jangan dia yang pegang remotnya” ujarnya dalam hati

Ia pun menyebut namanya namun getaran malah makin keras sehingga membuatnya tidak kuat berdiri.

“mmmmmhhhh aaaaaaaaaaaaahhh” pekiknya sambil terjatuh terseok ke lantai

Semua anak menertawakannya karena mereka sungguh menikmati itu.

“kamu kenapa Miranda, kamu sakit?” tanya Pak Guru kebingungan

“mmmhhhh, enggak Pak” jawabnya sambil menggelengkan mata

Ia pun kembali menuju papan tulis sambil memegangi selangkangannya karena rangsangan hebat tersebut. Padahal vibrator itu masih level lima dan ia hampir tidak kuat berdiri. Saat di depan papan untuk mengerjakan soal ia tidak bisa berpikir, yang ia pikirkan hanyalah rangsangan di bagian kewanitaannya itu. Akhirnya ia pun tahu, bahwa bila ia menyebut semua nama anak di kelas pastinya vibrator itu akan berhenti, karena Rendy tidak menyebut aturan itu. Ia pikir itu adalah celah dari permainan ini.

Ia pun menghela nafas dan berbalik menghadap ke semua anak dan memanggil nama anak yang belum ia panggil tadi. Dari ketiga anak masih belum juga benar sehingga level getaran meningkat lagi.

“aaaaaaaaaaaaaaaaaahh, aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhh aaaaaaaaaaaaahh” ia berteriak karena rangsangan semakin kuat

“hahahahahaha” semua anak menertawakannya

Miranda sampai membungkuk untuk menekan rangsangan vagina itu, dan yang terakhir ia memanggil nama tiga anak lagi karena semua murid dikelas itu cuma ada lima belas, dan ini kesempatan terakhirnya.

“Gilang, Erik Pandu, huuhh” ia menyebut secara berurutan

Ia berharap vibrator itu akan berhenti. Akan tetapi bukannya malah berhenti namun malah semakin kuat getarannya sehingga ia jatuh tersungkur karena tidak kuat berdiri. Ini adalah getaran yang paling kuat atau level lima.

“aaaaaaaaaahh…… Rendy……elo bohong….aaaaaaaaaaaaaahh” ujarnya

Ia hanya bisa menggelinjat di depan kelas disaksikan semua anak termasuk Pak Guru sendiri.

“hahaha, tadi aku sudah bilang bahwa yang membawa remot adalah orang!, dan orangnya ada di samping kamu” ujar Rendy sambil menunjuk ke depan

Tanpa diduga Pak Guru lah yang dari tadi memegang remot itu,jadi semua yang di lakukannya tadi hanyalah akting saja dan ia sempat tidak percaya akan hal itu.

“aaaaaaaaaaaaaaaahh, Paaaaaaaaakkk, nggaaaaaaaaaaaakk mungkiiiiiiiiiiin, aaaaaaaaaaaahh, uhuhuhuhu” pekik gadis itu sambi meneteskan air mata

“ma….maafin Bapak Miranda, Ba….Bapak hanya di suruh, maafkan Bapak Miranda” Pak Guru amat menyesal melihat penderitaan Miranda

Pak Guru itu adalah guru honorer yang mencoba peruntungan dengan bekerja di sekolah tersebut. Masih untung ia bisa menjadi guru di sekolah itu walaupun ia tidak bisa melawan perintah dari atasan termasuk Rendy karena ia adalah anak dari ketua yayasan.

“Paaaaaaaakkkk hentikaaaaaaaaaann, uhuhuhuhu” pintanya sambil menangis menderu deru karena rangsangan yang dahsyat bahkan cairan orgasme membanjiri selangkangannya hingga roknya basah.

“i…iya Miranda, bapak akan hentikan” kata Pak Guru

“tunggu! Bapak tidak bisa melakukan itu” Rendy menyelanya

“tapi Rendy, kasihan Miranda” pinta PakGuru

“sudah Pak, biar dia lepaskan sendiri” suruh Rendy

“apa!, aaaaaaaaaaaahh aaaaaaaaaaaaaahhh” pekik Miranda

Miranda tidak punya pilihan lain selain melepas vibrator itu di depan semua anak bahkan di depan Pak Guru. Ia sempat ragu namun ia sudah tidak tahan lagi. Ia masukkan tangannya kedalam celana dalamnya dan ia ambil benda sial tersebut.

Cairan orgasme membanjiri tangannya dan benda tersebut sudah sangat basah bahkan cairan orgasme tak henti – hentinya keluar dari vaginanya.

“hahahaha” semua anak menyorakinya

Bersamaan dengan itu belpun berbunyi tanda waktu istirahat. Gadis itu kembali ke tempat duduknya dan mengistirahatkan dirinya sambil bernafas terengah engah.

Begitulah cerita Miranda yang menjadi budak nafsu para berandalan sekolah. Kegiatan birahi itu pun tidak berhenti sampai disitu karena besok dan besoknya lagi jadwal kegiatan sex yang di buat tetap harus ia jalani.

1 comment:

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com